Pendapatan Negara Turun 7,6% pada April, Menkeu SMI Ungkap Sebab

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 27 Mei 2024 17:19 WIB
Menkeu Sri Mulyani Indrawati (SMI) (Foto: Istimewa)
Menkeu Sri Mulyani Indrawati (SMI) (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI -  Penurunan pendapatan negara adalah dampak dari berakhirnya rezeki nomplok dari kenaikan harga komoditas global yang dinikmati oleh Indonesia sejak 2022 lalu.

Dalam laporan APBNKita yang dilangsungkan hari ini, Senin (27/5/2024), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati, menjelaskan, penerimaan negara turun pada April 2024 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. 

Hal itu tidak terlepas dari penurunan penerimaan pajak dan PNBP yang terseret anjloknya harga komoditas yang cukup dalam.

Harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) masih stabil dengan kenaikan 4,2% year-to-date. Sedangkan gas alam naik 13% sementara batu bara turun, jauh lebih rendah dibanding 2022 dan 2023. 

"Ini yang menjelaskan penerimaan pajak dan PNBP kita mengalami penurunan karena koreksi harga cukup dalam," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBNKita di Jakarta, Senin sore.

Pendapatan negara pada April mencapai Rp924,9 triliun atau 33% dari target, turun 7,6% year-on-year. Sementara belanja negara mencapai Rp849,2 triliun, naik 10,9% atau 25,5% dari pagu belanja ditetapkan.

Alhasil, pada akhir April 2024, APBN mencatat surplus Rp75,7 triliun atau 0,33% dari estimasi Produk Domestik Bruto tahun ini. "Kalau dilihat dari tingkat pendapatan negara terjadi penurunan dibandingkan tahun lalu yang memang kita dapatkan windfall dari kenaikan komoditas jadi ada 7,6% penurunan secara tahunan," jelas Sri Mulyani.