Nilai Tukar Rupiah Semakin Terpuruk
Jakarta, MI - Nilai tukar rupiah kembali terpuruk dengan pelemahan ke level Rp 16.265 per dolar Amerika Serikat (AS) Sabtu (1/6/2024).
Salah satu penekan mata uang rupiah mengalami penurunan adalah data ekonomi AS.
Selain data inflasi yang masih cukup panas, beberapa data ekonomi AS lainnya yang justru makin kuat membuat pasar keuangan RI kembali merana.
Hal ini karena jika ekonomi AS semakin membaik, maka asing cenderung tidak khawatir kembali untuk berinvestasi di AS.
Salah satunya yakni kondisi manufaktur AS terpantau mengalami penguatan ditandai oleh PMI Manufaktur AS Global S&P naik menjadi 50,9 pada Mei 2024, meningkat dari 50 pada bulan April.
Angka tersebut menandakan sedikit perbaikan secara keseluruhan pada kondisi bisnis di sektor manufaktur, karena output dan lapangan kerja memberikan kontribusi yang semakin positif.
Ekonom Bank Danamon, Irman Faiz mengatakan bahwa indeks manufaktur AS yang menguat menjadi salah satu pendorong rupiah semakin tertekan.
Tidak sampai disitu, konsumsi masyarakat AS juga diperkirakan masih cukup kuat.
Mengutip hasil Conference Board, indeks kepercayaan konsumen AS naik pada Mei menjadi 102 dari 97,5 pada bulan sebelumnya dan di atas ekspektasi pasar yakni 95,9.
Hal ini pada akhirnya memberikan angin segar bagi DXY untuk mengalami penguatan.
Untuk diketahui, kepercayaan konsumen Conference Board (CB) yaitu mengukur tingkat kepercayaan konsumen terhadap aktivitas ekonomi.
Ini merupakan indikator utama karena dapat memprediksi belanja konsumen, yang memainkan peran utama dalam aktivitas perekonomian secara keseluruhan. Angka yang lebih tinggi menunjukkan optimisme konsumen yang lebih tinggi.
Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya
Pakar Ekonomi ke Tim Prabowo, Hati-hati dengan "Jebakan Batman" Sri Mulyani dan Airlangga
27 Juni 2024 00:38 WIB
Komisi XI Minta BI Berikan Penjelasan ke Masyarakat Soal Merosotnya Nilai Tukar Rupiah ke Dollar AS
24 Juni 2024 13:30 WIB
Ekonom Sebut Pelemahan Rupiah Tanggung Jawab Pemerintah dan Otoritas Monoter
23 Juni 2024 23:48 WIB
Sri Mulyani Mengatakan The Fed dan Faktor Global Penyebab Kurs Rupiah Merosot: Ngawur dan Panik
22 Juni 2024 13:26 WIB