Harga CPO Melonjak 2%, Sentuh Level Tertinggi dalam 2 Bulan

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 11 Februari 2025 08:09 WIB
Kelapa Sawit (Foto: Ist)
Kelapa Sawit (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Pada perdagangan kemarin, Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) mengalami kenaikan. Faktor keketatan pasokan menjadi pengatrol harga CPO.

Harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman April ditutup di MYR 4.595/ton pada Senin (10/2/2025). Angka ini naik 2,02% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu dan menjadi level tertinggi dalam hampir dua bulan, tepatnya sejak 27 Desember 2024.

Dalam sepekan terakhir, harga CPO mencatat lonjakan sebesar 5,58% secara point-to-point.

Masalah pasokan menjadi isu utama. Malaysian Palm Oil Board (MPOB) melaporkan, produksi minyak sawit Negeri Harimau Malaya pada Januari adalah 1,24 juta ton. Anjlok 16,8% dibandingkan bulan sebelumnya.

Di sisi lain, ekspor juga mengalami penurunan sebesar 12,94%, dengan volume pengiriman ke luar negeri mencapai 1,17 juta ton pada Januari.

Secara keseluruhan, stok CPO Malaysia pada Januari tercatat sebesar 778.946 ton, menyusut 11,78% dalam satu bulan.

“Ke depan, pola produksi akan menentukan harga CPO. Curah hujan tinggi di Malaysia bagian timur akan membuat harga bertahan di level tinggi,” ujar Supramaniam Paramalingam, Direktur Pelindung Bestari.

Selain itu, perkembangan harga minyak nabati lainnya juga mendukung kenaikan harga CPO. Kemarin, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) menguat 1,87%, sementara harga minyak biji bunga matahari naik 1,24%. Lalu harga minyak rapeseed bertambah 0,06%.

Kenaikan harga minyak nabati pesaing turut mendorong peningkatan keuntungan bagi minyak kelapa sawit (CPO). Hal ini terjadi karena minyak nabati dapat saling menggantikan satu sama lain dalam berbagai industri, sehingga ketika harga minyak nabati lain naik, permintaan terhadap CPO ikut terdorong.

Secara teknikal, harga CPO masih berada dalam tren bullish berdasarkan analisis kerangka waktu harian (daily time frame). Hal ini didukung oleh Relative Strength Index (RSI) yang berada di level 63, menunjukkan momentum positif karena berada di atas angka 50.

Namun, investor perlu berhati-hati karena indikator Stochastic RSI sudah menyentuh level 100, menandakan kondisi overbought atau jenuh beli yang berpotensi memicu koreksi harga dalam waktu dekat.

Dengan demikian, ada kemungkinan harga CPO akan melemah. Target support ada di MYR 4.351/ton yang menjadi Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka MA-20 di MYR 4.322/ton bisa menjadi target berikutnya.

Jika tren bullish berlanjut, target resisten berada di MYR 4.758/ton. Jika harga mampu menembus level ini, bisa mengangkat harga CPO ke arah MYR 4.774/ton.

Topik:

sawit minyak-sawit-mentah cpo harga-cpo