Harga CPO Anjlok 2 Persen, Ketidakpastian Tarif jadi Sentimen Negatif


Jakarta, MI - Harga minyak sawit mentah (CPO) anjlok lebih dari 2 persen pada Senin (28/4/2025), membalikkan tren positif yang tercatat pada sesi sebelumnya.
Penurunan ini terjadi di tengah kekhawatiran baru terkait ketidakpastian pembicaraan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang semakin memengaruhi pasar komoditas global.
Berdasarkan data pasar, hingga pukul 16.28 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives merosot 2,39 persen menjadi MYR3.961 per ton.
Penurunan harga ini mengindikasikan dampak langsung dari ketegangan geopolitik yang membayangi perdagangan internasional, memicu kekhawatiran pasar terkait prospek permintaan dan pasokan minyak sawit.
Menurut laporan dari Trading Economics, Senin (28/4/2025), Menteri Keuangan AS Bessent gagal mengonfirmasi klaim Presiden Donald Trump bahwa negosiasi dengan China tengah berlangsung, dengan mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui apakah Trump telah berbicara dengan Presiden China Xi Jinping.
Sentimen pasar juga terganggu oleh meningkatnya produksi sawit pada Maret, menyusul panen yang sempat tertunda pada Februari akibat hujan dan banjir.
Selain itu, stok minyak sawit pada Maret tercatat sebesar 1,56 juta ton, naik untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan terakhir.
Namun, penurunan harga terhambat oleh proyeksi ekspor yang kuat. Data dari lembaga survei kargo menunjukkan kenaikan ekspor antara 13,8 persen hingga 14,8 persen sepanjang 1-25 April dibandingkan bulan sebelumnya.
Di India, yang merupakan salah satu pembeli utama, industri minyak nabati mendesak pemerintah untuk memperlebar selisih tarif impor antara minyak sawit mentah dan minyak olahan. Langkah ini diyakini dapat meningkatkan permintaan minyak sawit mentah dan mendukung harga internasional.
Meski harga CPO mengalami pelemahan pada Senin, trader David Ng memperkirakan pasar CPO akan bergerak positif sepanjang pekan ini. Hal ini didorong oleh harga CPO yang masih lebih rendah dibandingkan minyak kedelai, yang berpotensi meningkatkan minat beli.
Ng mengatakan kepada Bernama bahwa harga CPO diperkirakan akan bergerak di kisaran MYR4.050 hingga MYR4.250 per ton selama pekan ini.
Sementara itu, Senior Trader di Interband Group of Companies, Jim Teh, juga memperkirakan pasar yang lebih kuat, dengan harga kontrak CPO diproyeksikan berada di rentang MYR3.800 hingga MYR3.900 per ton.
Dia mengatakan, permintaan fisik diperkirakan datang dari India, China, dan kawasan Timur Tengah, dengan potensi minat beli tambahan dari Pakistan serta sejumlah negara Uni Eropa.
Dari sisi suplai, Teh mencatat bahwa stok lokal CPO masih melimpah, didukung oleh produksi yang lebih baik dari perkiraan pada April berkat kondisi cuaca yang menguntungkan.
Selanjutnya, Sathia Varqa, Senior Analyst di Fastmarkets Palm Oil Analytics, menyatakan bahwa pelaku pasar akan memantau dengan cermat estimasi pasokan dan permintaan untuk bulan April, terutama dalam hal seberapa besar peningkatan produksi yang terjadi.
Topik:
sawit minyak-sawit cpo harga-cpo