Harga CPO Tertekan Lagi, Imbas Penurunan Impor India

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 16 Mei 2025 18:01 WIB
Kelapa Sawit (Foto: Dok MI)
Kelapa Sawit (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali melemah untuk hari kedua pada perdagangan Jumat (16/5/2025), seiring penurunan tajam permintaan dari India, importir terbesar CPO di dunia.

Berdasarkan data dari Solvent Extractors' Association of India, impor minyak sawit India anjlok sebesar 24,29 persen pada April 2025, menjadi 321.446 ton. 

Penurunan ini menimbulkan kekhawatiran pasar terhadap prospek permintaan global yang berdampak langsung pada pergerakan harga.

Hingga pukul 15.37 WIB, harga kontrak berjangka CPO tercatat melemah 0,73 persen ke level MYR3.826 per ton.

Kehati-hatian pelaku pasar meningkat menjelang pekan depan, seiring akan dirilisnya data ekonomi utama dari China , termasuk produksi industri, penjualan ritel dan tingkat pengangguran.

Di sisi lain, optimisme terhadap pembicaraan dagang AS-China mulai memudar di tengah kekhawatiran soal gangguan rantai pasok global akibat kebijakan tarif.

Melansir Trading Economics, produsen utama Indonesia akan menaikkan bea ekspor minyak sawit mentah dari 7,5 persen menjadi 10 persen mulai 17 Mei guna mendukung program biodiesel yang lebih ambisius. Bea ekspor untuk produk turunan minyak sawit juga dinaikkan.

Dalam laporan riset yang dikutip The Edge Malaysia, pada Kamis (15/5/2025), analis broker RHB menilai kebijakan baru yang berlaku mulai 17 Mei 2025, berpotensi memperbaiki dinamika harga CPO global dan sedikit memangkas keunggulan biaya yang selama ini dinikmati pelaku hilir di Indonesia. 

Hal tersebut yang pada akhirnya bisa meningkatkan daya saing produsen sawit Malaysia.

RHB mencatat bahwa keunggulan biaya pelaku hilir Indonesia diperkirakan turun tipis dari USD84 (setara MYR360) menjadi USD80 per ton, yang bisa memberi angin segar bagi pelaku industri Malaysia.

RHB mengatakan, peningkatan tarif ini ditujukan untuk menopang implementasi mandatori biodiesel B40 dan program peremajaan sawit nasional.

Di tengah kondisi ini, harga kontrak sawit tetap menunjukkan tren kenaikan mingguan yang kuat, dengan penguatan lebih dari 1 persen hingga saat ini. 

Kondisi tersebut berpeluang mengakhiri tren penurunan tiga pekan berturut-turut. Kenaikan didorong oleh ekspektasi ekspor yang membaik.

Menurut data dari para pengamat kargo, pengiriman produk sawit Malaysia untuk periode 1–15 Mei diperkirakan meningkat antara 6,6 persen hingga 14,2 persen.

Topik:

sawit minyak-sawit cpo harga-cpo