IEU-CEPA Disepakati, Produk Unggulan RI Siap Serbu Pasar Uni Eropa

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 7 Juni 2025 21:44 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Repro)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Repro)

Jakarta, MI - Setelah melewati perjalanan panjang selama sembilan tahun, Indonesia dan Uni Eropa akhirnya mencapai kesepakatan final dalam perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). 

Kesepakatan ini menandai babak baru hubungan ekonomi kedua pihak, sekaligus menjadi tonggak penting bagi perluasan akses pasar Indonesia ke Eropa.

Salah satu terobosan utama dari perjanjian ini adalah keberhasilan Indonesia mendorong pembukaan akses pasar bagi sektor-sektor prioritas nasional.

Dalam konferensi pers yang digelar bersama KBRI Brussel, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa IEU-CEPA akan secara signifikan meningkatkan daya saing produk unggulan Indonesia di pasar Uni Eropa, terutama industri padat karya dan komoditas strategis.

“Indonesia memprioritaskan pembukaan akses pasar untuk sektor seperti alas kaki, tekstil, garmen, produk perikanan, dan kelapa sawit. Ini sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja dan menjadi kekuatan ekspor nasional,” kata Airlangga, Sabtu (7/6/2025).

Salah satu capaian penting dari IU-CEPA adalah kesediaan Uni Eropa untuk memberikan level playing field bagi ekspor perikanan Indonesia, sejajar dengan negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Filipina. 

“Kita tidak ingin produk perikanan kita diperlakukan berbeda. Eropa sudah menyepakati posisi setara bagi Indonesia dalam ekspor sektor ini,” ujar Airlangga.

Isu sensitif seperti kelapa sawit turut menjadi perhatian khusus. Meski sempat menimbulkan tarik-ulur dalam perundingan, Uni Eropa akhirnya memberikan sinyal positif. 

Komisioner Perdagangan Uni Eropa, Maroš Šefčovič, memastikan bahwa Indonesia akan mendapat perlakuan khusus kerangka kebijakan deforestasi dan keberlanjutan (UDR – Due Diligence Regulation). 

Hal ini membuka peluang lebih luas bagi produk sawit Indonesia untuk tetap kompetitif di pasar Eropa.

Tak hanya sektor konvensional, kesepakatan IU-CEPA juga mencakup kerja sama strategis di sektor masa depan seperti pengembangan energi terbarukan dan ekosistem kendaraan listrik (EV). 

Airlangga menyatakan, Uni Eropa melihat Indonesia sebagai mitra penting dalam membangun rantai pasok global yang berkelanjutan dan komplementer, bukan saling bersaing secara langsung.

Pemerintah berharap, manfaat ekonomi dari kesepakatan ini tidak hanya meningkatkan kinerja perdagangan, tetapi juga memperluas penciptaan lapangan kerja di dalam negeri.

"Kami melihat IU-CEPA sebagai katalis untuk pertumbuhan sektor padat karya. Dengan akses pasar yang lebih luas dan tarif yang kompetitif, kita bisa menggenjot produksi, menyerap tenaga kerja lebih banyak, dan mendorong UMKM masuk ke pasar global,” terang Airlangga.

Langkah berikutnya adalah proses legalisasi dan ratifikasi di parlemen masing-masing negara. Pemerintah Indonesia menargetkan perjanjian IEU-CEPA dapat resmi berlaku sepenuhnya dalam kurun waktu satu hingga dua tahun ke depan. 

Implementasi ini diharapkan menjadi titik awal babak baru dalam kerja sama ekonomi Indonesia dan Uni Eropa.

Topik:

ieu-cepa ri uni-eropa airlangga-hartarto