Kejar Target Pajak, Purbaya Siapkan 5 Program Quick Wins


Jakarta, MI - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyiapkan lima program hasil cepat atau quick win untuk menggenjot penerimaan perpajakan hingga akhir 2025. Langkah ini ditempuh guna menutup celah penerimaan negara yang masih tertinggal dari target.
Hingga Agustus 2025, realisasi penerimaan pajak tercatat Rp1.330,4 triliun atau baru 55,7% dari target Rp2.387,3 triliun. Capaian tersebut juga lebih rendah 3,6% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp1.379,8 triliun.
"Untuk memperbaiki performa penerimaan negara termasuk penerimaan pajak yang belakangan masih terkontraksi," ujar Purbaya saat konferensi pers APBN edisi September 2025, dikutip Jumat (26/9/2025).
Program pertama, kata Purbaya, adalah mendorong gerak perekonomian lebih cepat tumbuh supaya setoran perpajakan kian naik. Salah satunya dengan mendorong kenaikan peredaran uang primer atau M0 melalui penempatan dana mengganggur pemerintah di Bank Indonesia senilai Rp 200 triliun ke lima bank milik negara.
"Otomatis pajaknya juga akan lebih baik jadi saya naikin pendapatan bukan dengan menaikkan tarif, tapi mendorong aktivitas ekonomi supaya pajak saya lebih besar. Anda juga enggak kerasa bayarnya, karena kalau ekonominya tumbuh kenceng kan anda bayar pajaknya happy ya kan?" tuturnya.
Program kedua yakni, dengan cara mengejar setoran para penunggak pajak yang jumlahnya mencapai 200 wajib pajak, dengan nilai tunggalan Rp 60 triliun. Ia memastikan, pekan ini para penunggak pajak akan berkomitmen membayar utang pajaknya itu ke negara.
"Dan mereka enggak akan bisa lari. Kami juga melakukan penegakan hukum ya dengan serius untuk yang non-compliance. Inu menggunakan kerjasama dengan Kejaksaan Agung, Polisi, KPK dan PPATK," jelasnya.
Ketiga, lanjut Purbaya, program quick win nya ialah memastikan selesainya penuntasan masalah sistem inti administrasi pajak atau coretax system. Ia bahkan akan memanggil ahli IT dari luar negeri untuk memperbaiki sistem yang telah diluncurkan sejak 1 Januari 2025 itu.
"Pada dasarnya saya akan lihat coretax seperti apa keterlambatannya, akan kita perbaiki secepatnya dalam 1 bulan harusnya bisa, itu masalahnya di IT, dan nanti saya bawa jago-jago IT dari luar yang bisa memperbaiki itu dengan cepat," kata Purbaya.
Program keempat adalah, dengan memperkuat penindakan terhadap rokok ilegal. Ia memastikan di bawah kepemimpinannya, rokok ilegal, termasuk yang dari China tak akan lagi bisa beredar di Indonesia, baik di marketplace, toko kelontong, hingga masuk melalui jalur hijau bea dan cukai.
"Kalau ada kecurangan-kecurangan mungkin ya dalam waktu dekat kita akan dapat banyak orang di situ tuh nanti. Yang terlibat kita akan sikat kalau ada yang terlibat dari bea cukai maupun orang departemen keuangan," tutur Purbaya.
Program kelima adalah memastikan percepatan belanja negara yang selama ini lambat di kementerian atau lembaga. Menurutnya, percepatan belanja negara melalui berbagai program stimulus ekonomi dan program prioritas Presiden Prabowo Subianto seharusnya bisa menjaga daya beli masyarakat untuk terus konsumsi dan semakin patuh membayar pajak.
"Itu mungkin short term quick wins yang akan kita design dalam waktu satu bulan ke depan," pungkas Purbaya.
Topik:
purbaya-yudhi-sadewa penerimaan-pajak program-quick-winBerita Sebelumnya
Rupiah Tembus Rp16.775 per Dolar AS, BI Kerahkan Jurus Stabilisasi
Berita Selanjutnya
Starbucks Tutup Ratusan Gerai, Ribuan Karyawan jadi Korban PHK
Berita Terkait

Purbaya Ungkap Alasan TKD Belum Naik: Presiden Ragu karena Dana Daerah Kerap Diselewengkan
5 jam yang lalu

Pegawai Bea Cukai Nongkrong di Starbucks, Purbaya: Saya Persulit Hidupnya
18 Oktober 2025 12:27 WIB