Pembalasan! Rusia Potong Aliran Gas Alam ke Eropa

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 7 September 2022 12:27 WIB
Jakarta, MI - Presiden Turkiye Tayyip Erdogan mengungkapkan pada Selasa (6/9/2022) bahwa Rusia telah memotong aliran gas alam ke Eropa sebagai pembalasan atas sanksi yang mereka timpakan. Dia menambahkan bahwa Eropa sedang "menuai apa yang ditabur". Kekhawatiran akan krisis energi di Eropa meningkat selama musim dingin setelah Rusia mengumumkan akan menutup pipa gas utamanya ke Jerman. Rusia telah menghentikan aliran gas melalui pipa Nord Stream 1 dan telah memotong atau menutup pasokan di tiga pipa gas terbesar ke barat sejak invasi ke Ukraina dimulai pada 24 Februari. Pasokan minyak juga telah dialihkan Rusia ke timur. "Eropa sebenarnya sedang menuai apa yang ditaburnya," kata Erdogan kepada wartawan di Ankara pada Selasa, (6/9). Dia menambahkan bahwa sanksi dari Barat atas invasi Rusia ke Ukraina mendorong Putin untuk membalas menggunakan pasokan energi. "Putin menggunakan semua sarana dan senjatanya, dan yang paling penting adalah gas alam. Sayangnya, kami tidak menginginkan hal ini terjadi, tetapi situasi seperti itu sedang berkembang di Eropa," kata Erdogan. "Saya pikir Eropa akan mengalami masalah serius musim dingin ini. Kami tidak memiliki masalah seperti itu," tambahnya, dikutip dari Kantor berita Reuters. Turkiye telah berusaha untuk mencapai keseimbangan antara Rusia dan Ukraina dengan mengkritik invasi Rusia dan mengirim senjata ke Ukraina, sementara menentang sanksi Barat dan melanjutkan perdagangan, pariwisata, dan investasi dengan Rusia. Turkiye yang berbatasan dengan Laut Hitam dengan Rusia dan Ukraina, mengatakan bergabung dengan sanksi terhadap Rusia akan merugikan ekonominya yang sudah tegang dan berpendapat bahwa itu difokuskan pada upaya mediasi. Rusia menyalahkan gangguan pemeliharaan peralatan yang disebabkan oleh sanksi Barat atas penghentian aliran gas melalui pipa Nord Stream 1. Sementara, negara-negara Eropa menyebut itu omong kosong, menuduh Rusia mempersenjatai pasokan energi sebagai pembalasan atas sanksi Barat yang dijatuhkan pada Moskwa atas invasinya ke Ukraina.