Pertempuran Hamas dan Israel Berkobar Kembali di Gaza

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 2 Desember 2023 15:23 WIB
Asap Mengepul di Rafah, Jalur Gaza (Foto: AFP)
Asap Mengepul di Rafah, Jalur Gaza (Foto: AFP)

Jakarta, MI - Pertempuran antara Israel dan Hamas kembali berkobar di Gaza. Hal itu terjadi setelah gencatan senjata selama tujuh hari yang memfasilitasi pertukaran sandera dan tahanan Palestina, serta masuknya bantuan kemanusiaan.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) hari Jumat (1/12) mengatakan, dimulainya kembali pertempuran itu terjadi menyusul pelanggaran gencatan senjata sementara oleh Hamas, dan peluncuran roket ke Israel oleh kelompok militan itu.

Kekerasan baru itu terjadi di tengah-tengah laporan New York Times bahwa Israel memiliki informasi sebelumnya mengenai rincian serangan Hamas terhadap Israel. Akan tetapi rencana itu dikesampingkan Israel yang menganggapnya “aspirasional” atau hanya untuk prestise semata.

Dokumen terjemahan setebal kurang lebih 40 halaman, dengan nama sandi “Jericho Wall” (Tembok Jericho) yang telah dikaji harian tersebut, merinci bagaimana Hamas akan melakukan serangan dari berbagai arah terhadap posisi-posisi pertahanan Israel, dan juga akan merebut kota-kota. Tidak ada tanggal yang ditetapkan untuk serangan tersebut.

New York Times mengatakan para pejabat militer dan intelijen Israel telah mengetahui rencana itu lebih dari setahun sebelum serangan 7 Oktober.

Tidak jelas apakah PM Benjamin Netanyahu juga mengetahui informasi ini. Belum ada reaksi dari pemerintah Israel mengenai laporan surat kabar itu.

Juru bicara UNICEF James Elder mengatakan dalam video yang diposting di X, dari rumah sakit “terbesar yang masih berfungsi” di Gaza, bahwa “rumah sakit ini tidak bisa menerima lebih banyak lagi anak-anak yang mengalami luka perang.” Ia mengatakan sebuah bom jatuh “persis 50 meter dari sini.”

Elder mengatakan, “tidak adanya tindakan oleh mereka yang memiliki pengaruh telah memungkinkan terjadinya pembunuhan anak-anak. Ini adalah perang terhadap anak-anak.”

Pertempuran kembali terjadi setelah gencatan senjata tujuh hari yang memungkinkan pertukaran sandera Israel yang ditawan Hamas ketika melakukan serangan ke selatan Israel pada 7 Oktober lalu. Israel juga telah membebaskan sejumlah tahanan Palestina dari penjara-penjaranya. (Ran)