Sungguh Biadab! Selain Kepsek, Tukang Sapu, Siswi SD di Medan Juga Diperkosa Ayahnya

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 9 September 2022 15:54 WIB
Medan, MI - Siswi SD di Medan (N) diduga diperkosa oleh kepala sekolah dan tukang sapu. Kasus ini viral setelah orang tua korban mendatangi pengacara Hotman Paris Hutapea. Ibu korban (I), melaporkan nasib anaknya ke pengacara kondang tersebut. Ternyata, sebelum jadi korban pemerkosaan kepsek dan tukang sapu, N juga pernah diduga diperkosa ayah kandungnya. Ibu korban kemudian melaporkan kasus itu kepada polisi. Tersangka kemudian ditangkap dan telah berada di sel tahanan. Sebab, ujung dari perkara itu, tepatnya pada 29 Agustus 2022 ayahnya N divonis hukuman oleh Mahkamah Agung. "Ayahnya sempat memperkosa anak saya (N) ini. Kejadiannya tahun 2021. Saya laporkan ke Polsek Sunggal," kata Ibu korban, Kamis (8/9). "Ayahnya divonis 15 tahun penjara," imbuhnya. Diketahui, siswi yang bersekolah di salah satu SD swasta di Kota Medan ini pernah mengajukan untuk pindah ke sekolah lain. Dinas Pendidikan Kota Medan disebut ikut memediasi siswi itu untuk pindah sekolah. Soal mediasi itu dibenarkan mantan Kepala Bidang (Kabid) SD, Dinas Pendidikan Kota Medan, Ismail. Dia menyebut peristiwa ini terjadi saat dia masih menjabat sebagai Kabid SD. "Jadi gini, saya kebetulan tidak lagi di Dinas Pendidikan, tapi peristiwa itu terjadi waktu saya masih menjabat sebagai kepala bidang (SD)," kata Ismail, Kamis (8/9). Saat itu, kata Ismail, dia mengetahui peristiwa tersebut saat orang tua siswi melakukan permohonan kepada Disdik Medan. Permohonan tersebut untuk memediasi dirinya dengan pihak sekolah. "Sesuai dengan permohonan orang tua waktu itu ada permohonan dia untuk memediasi kepada pihak sekolah untuk memindahkan anak yang bersangkutan ke sekolah lain," ucapnya. Dalam surat permohonan yang dikirimkan ke Disdik Medan tertera penjelasan alasan pemindahan anaknya dikarenakan adanya peristiwa pemerkosaan tersebut. Surat itu dikirim pada bulan Januari 2022 yang lalu. "Bulan Januari 2022 orang tua siswi itu menyurati Dinas Pendidikan. Di dalam surat itu juga ada penjelasan alasan dia memindahkan anaknya, ya karena peristiwa itu," ujarnya.