Kapolri Sebut Negara Luar Kecam Penyanderaan Pilot Susi Air oleh KKB
![Aldiano Rifki](https://monitorindonesia.com/storage/media/user/avatar/XNyI5VRYut5ImW6o0Y2dgeozbFJ6AXnHLqpUBp2P.jpg )
Aldiano Rifki
Diperbarui
12 April 2023 20:24 WIB
![Kapolri Sebut Negara Luar Kecam Penyanderaan Pilot Susi Air oleh KKB](https://monitorindonesia.com/2023/04/Rapat-Kapolri-Jenderal-Listyo-Sigit-Prabowo.jpg)
Jakarta, MI - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melaporkan upaya yang telah dilakukan Polri-TNI untuk membebaskan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens yang telah disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) sejak 7 Februari 2023 lalu.
"Polri bersama TNI telah menggelar Operasi Paro 2023 dengan melibatkan 965 personel, di mana personel tersebut sudah kami terjunkan ke titik-titik tertentu untuk melaksanakan tindakan. Para personel tersebut telah kami terjunkan pada titik-titik tertentu untuk melaksanakan penindakan, namun tetap mementingkan keselamatan sandera," ungkap Listyo Sigit dalam Raker bersama Komisi III DPR di Jakarta, Rabu (12/4).
Selain itu, kata Listyo Sigit, Polri juga telah melakukan upaya diplomasi luar negeri dengan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Atase Kepolisian Selandia Baru, Australia Federal Police, Melanesian Spearhead Group, dan berbagai tokoh luar negeri lainnya.
"Mereka semua menghormati kedaulatan Indonesia dan mengecam aksi penyanderaan yang dilakukan oleh kelompok KKB," tandasnya.
Diketahui, penyanderaan pilot Susi Air itu telah berlangsung sejak 7 Februari 2023. Pilot berkebangsaan Selandia Baru itu disandera KKB Papua yang dipimpin oleh Egianus Kogoya.
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sebelumnya mengungkapkan belum ada perkembangan terkait usaha pembebasan pilot Susi Air tersebut. “Belum ada perkembangannya,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin (3/4).
Yudo menjelaskan pihaknya terus melakukan persuasif dengan mengandalkan Bupati Nduga untuk menyelesaikan masalah penyanderaan ini dengan melibatkan para tokoh agama dan tokoh masyarakat. Menurutnya, pihaknya juga mempertimbangkan kondisi masyarakat sekitar sehingga tidak akan bertindak dengan cara menyerang secara militer.
"Kita enggak mau menyerang frontal, nanti korbannya masyarakat. Kasihan masyarakat kalau TNI maupun Polri menyerbu dengan cara-cara militer,” pungkas Yudo.
Berita Sebelumnya
Berita Terkait
Metropolitan
![Pimpin Rapat Paripurna, Zita Anjani Buka Suara Soal Ketidakhadiran Sebelumnya Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani. (Poto: Ist)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/foto-wakil-ketua-dprd-dki-jakarta-zita-anjani.webp)
Pimpin Rapat Paripurna, Zita Anjani Buka Suara Soal Ketidakhadiran Sebelumnya
6 jam yang lalu
Ekonomi
![Perusahaan BUMN Bermasalah Gegara Ulah Direksi dan Komisarisnya! DPR: Terlalu Boros dan Semau Gue! PT Waskita Karya (Foto: Dok MI)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/waskita-karya-2.webp)
Perusahaan BUMN Bermasalah Gegara Ulah Direksi dan Komisarisnya! DPR: Terlalu Boros dan Semau Gue!
8 jam yang lalu