Dekati Musim Kampanye, Produksi Rokok Anjlok


Jakarta, MI - Setelah terbang pada bulan Agustus, produksi rokok mulai menurun pada bulan Oktober ketika musim kampanye mendekat.
Menurut data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, produksi rokok pada September 2023 tercatat 26,75 miliar batang, turun 11,92% dari Agustus sebelumnya. Selain itu, produksi rokok pada Agustus 2023 mencapai 30,31 miliar batang, angka tertinggi tahun ini.
Produksi rokok pada September 2023 juga turun 4,63% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Produksi rokok telah meningkat tajam secara bulanan pada bulan September, bertentangan dengan data sebelumnya, di mana produksi biasanya meningkat secara bulanan. Namun, pada bulan kesembilan, produksinya memang menurun selama dua tahun.
Produksi rokok secara keseluruhan dari Januari hingga September 2023 masih lebih rendah dari tahun sebelumnya. Produksi selama sembilan bulan tahun ini mencapai 224,33 miliar batang, yang merupakan angka terendah dalam tiga tahun terakhir, turun 2,38% dari Januari hingga September tahun sebelumnya.
Setelah musim kampanye pemilihan umum dan pemilihan presiden dimulai, produksi rokok diperkirakan akan meningkat bulan ini dan terus meningkat pada November. Produksi rokok biasanya meningkat menjelang kampanye pemilu, menurut data Bea dan Cukai. Kampanye pemilihan 2024 akan berlangsung dari 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.
Produksi rokok rata-rata hanya 24,36 miliar batang dari September 2017 hingga April 2018, tetapi rata-rata 29,6 miliar batang diproduksi selama musim kampanye 2019.
Ini adalah potensi kenaikan tahun ini. Dengan peningkatan produksi ini, perusahaan rokok seperti HM Sampoerna, Gudang Garam, dan Djarum akan mendapatkan keuntungan.(Ran)
Topik:
rokok kampanye produksi rokokBerita Sebelumnya
Baru IPO, Saham J&T Anjlok
Berita Selanjutnya
Izin Hotel Sultan Dibekukan, Kenapa?
Berita Terkait

Kejatuhan Gudang Garam: Saham Merosot, Laba Tergerus, Petani Terdampak
24 Juni 2025 14:39 WIB

DPR Tolak RPMK Soal Rokok: Industri Terancam, Pajak Bisa Hilang Rp160 Triliun
10 Juni 2025 08:39 WIB