Utang Pinjol Masyarakat Tembus Rp75 Triliun, Pertumbuhan Mulai Melambat


Jakarta, MI - pembiayaan industri financial technology (fintech) peer-to-peer (P2P) lending mencapai Rp75,02 triliun per Oktober 2024. Angka ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 29,23% secara tahunan (year-on-year/yoy), meski lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
Kepala Eksekutif Pengawasan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Agusman, menyampaikan bahwa pertumbuhan ini mengalami perlambatan dibandingkan September 2024 yang mencatat kenaikan 33,73% yoy.
“Tingkat risiko kredit bermasalah (pinjaman online) secara agregat (TWP90) dalam kondisi terjaga stabil di posisi 2,37%, turun dari September 2024 yang sebesar 2,38%,” ujarnya.
Selain itu, OJK juga mencatat peningkatan pada sektor pembiayaan perusahaan. Piutang pembiayaan dari perusahaan pembiayaan tumbuh 8,37% yoy per Oktober 2024 menjadi Rp501,89 triliun.
Agusman memaparkan bahwa pencapaian tersebut didukung oleh pembiayaan investasi yang meningkat sebesar 8,19% yoy, demikian dilansri Antara, Selasa (17/12/2024).
Ia menambahkan, bahwa profil risiko perusahaan pembiayaan terjaga baik dengan rasio pembiayaan bermasalah bruto atau Non-Performing Financing (NPF) gross tercatat sebesar 2,60% dan rasio pembiayaan bermasalah neto atau NPF nett sebesar 0,77%. Capaian rasio tersebut membaik dibandingkan September 2024 yang mencatatkan NPF gross 2,62% dan NPF nett 0,81%.
Meski demikian, ia mengatakan bahwa rasio antara utang dan ekuitas atau gearing ratio perusahaan pembiayaan meningkat menjadi 2,34 kali per Oktober 2024 , dibandingkan pada bulan sebelumnya yang hanya tercatat sebesar 2,33 kali.
Agusman juga menyampaikan bahwa pihaknya mencatat pertumbuhan pembiayaan perusahaan modal ventura terkontraksi sebesar 5,6% yoy dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp16,32 triliun.
Pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan pada September 2024 yang terkontraksi 8,1% yoy dengan nilai pembiayaan Rp16,25 triliun.
“Dan untuk pembiayaan buy now pay later (BNPL), pertumbuhan pembiayaan meningkat sebesar 63,89% yoy atau menjadi Rp8,41 triliun dengan NPF gross sebesar 2,76%,” pungkasnya.
Topik:
ojk fintech pinjol layanan-pembiayaan agusman