Pemerintah Lembek Tangani Kasus Pinjol, Bunga Besar Cekik Leher Rakyat!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 18 Desember 2024 11:36 WIB
Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam (Foto: Dok MI)
Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Pemerintah dinilai lembek dalam menangani kasus pinjaman online (pinjol). Sebab bunga yang besar dapat mencekik leher rakyat.

Demikian penilaian Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam merespons kasus sekeluarga di kawasan Kampung Poncol, Cirendeu, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, tewas akibat daripada pinjol pada Minggu (15/12/2024)

"Korban pinjol terus bermunculan karena dianggap sebagai solusi saat membutuhkan uang cepat tanpa ribet. Padahal justru menyusahkan di kemudian hari dengan bunga yang tinggi dan penagihan yang tidak jelas," kata Mufti, Jakarta, Rabu (18/12/2024).

Para penyedia pinjol kini terus bermunculan, tanpa rasa takut sehingga korban terus berjatuhan. Pun, dia mendesak pemerintah segera mengambil langkah yang lebih tegas terkait masalah ini.

“Pemerintah tak berdaya karena pinjol makin merajalela, rakyat menderita. Berapa kali kita dengar ada kasus kekerasan bahkan hingga pembunuhan karena utang pinjol. Pemerintah seharusnya bisa melihat masalah pinjol ini merusak sendi-sendi kehidupan karena utang pinjol kerap membutakan nurani manusia,” bebernya.

Belum lagi, banyak kasus bunuh diri yang diakibatkan terlilit pinjol. Politikus PDIP ini menegaskan fenomena tersebut marak terjadi lantaran pemerintah tidak menyediakan akses pinjaman yang baik bagi masyarakat. Akhirnya rakyat mengambil jalan keluar paling mudah ya ke pinjol.

“Cukup nomor HP dan KTP maka kredit dengan bunga mencekik bisa diperoleh dengan mudah. Giliran bayar, enggak ada yang bisa dipakai bayar, lalu pinjam ke pinjol lain," ungkap Mufti menambahkan.

Tak sedikit masyarakat terjerat pinjol melakukan gali lubang tutup lubang yang membuat utangnya semakin menumpuk. Mufti menyebut fenomena seperti ini bisa diputus bila ada kebijakan yang mendukung perekonomian rakyat.

“Rakyat ini sejak pandemi hingga sekarang daya belinya turun, tapi pungutan Pemerintah dalam bentuk pajak terus meningkat. Akibatnya harga barang terus naik yang berdampak beban rakyat makin berat,” ujar Mufti.

Sebelumnya, satu keluarga ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di kawasan Kampung Poncol, Cirendeu, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Minggu (15/12/2024). "Benar ditemukan adanya tiga orang yang telah meninggal di Cirendeu, yang mana korban merupakan satu keluarga," ujar Kasi Humas Polres Tangerang Selatan, AKP M Agil Sahril saat dikonfirmasi.

Agil menyebutkan korban YL dan AH ditemukan tewas sudah terbaring kaku di kamar, sedangkan korban AF ditemukan meninggal dalam keadaan gantung diri di dapur dengan menggunakan tali tambang yang terikat di atas kayu plafon.

Korban anak sempat dilarikan ke klinik terdekat di Cirendeu setelah ditemukan oleh keluarganya. Namun, petugas medis menyatakan korban telah meninggal. "Diduga motif bunuh diri yang melibatkan satu keluarga dikarenakan terjerat pinjaman online," ujar Agil.

Meski begitu, polisi masih mendalami penyebab pasti kematian korban dengan melakukan sejumlah pemeriksaan saksi-saksi. Kasus penemuan mayat satu keluarga di Tangsel tersebut, kini ditangani Polres Tangerang Selatan.

Topik:

DPR Pinjol