Menko Airlangga Ungkap Perkembangan Terbaru Negosiasi Tarif RI-AS


Jakarta, MI - Pemerintah Indonesia sukses menggelar rangkaian pertemuan penting dengan sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) untuk membahas negosiasi tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.
Langkah tersebut dilakukan untuk memperkuat hubungan dagang kedua negara sekaligus melindungi kepentingan ekonomi nasional.
Pemerintah melakukan kunjungan langsung ke AS melalui delegasi Indonesia dengan menggelar pertemuan bersama United States Trade Representative (USTR) Jamieson Greer dan Secretary of Commerce AS Howard Lutnick melalui pembahasan di tingkat teknis.
Tak hanya itu, delegasi Indonesia juga menjajaki dialog lebih lanjut dengan Secretary of Treasury Scott Bessent dan Director of the National Economic Council Kevin Hassett.
Pertemuan Libatkan Pemerintah, Asosiasi, hingga Badan Usaha
Dalam mendukung upaya negosiasi tersebut, Pemerintah Indonesia juga telah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan para pengusaha dan asosiasi bisnis, antara lain Semiconductor Industry Association (SIA), USABC, USINDO, Amazon, Microsoft, dan Google, dalam rangka penguatan kerja sama antara Indonesia dan AS di berbagai sektor.
“Sejak pertemuan pertama dengan USTR sampai hari ini, pertemuan dengan semua stakeholder di Amerika Serikat, baik dari pihak Pemerintah, asosiasi, maupun dunia usaha. Secara keseluruhan, baik itu Pemerintah Amerika Serikat, asosiasi, maupun dunia usaha mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan oleh Indonesia,” papar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Perkembangan Lanjutan Negosiasi Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat di Washington DC kemarin, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Sabtu (26/4/2025).
Tawaran Indonesia: Seimbang dan Beri Lima Manfaat
Dalam proses perundingan dan negosiasi dengan AS, Indonesia menegaskan komitmennya untuk mengutamakan kepentingan nasional sambil tetap mempererat hubungan bilateral kedua negara.
Permintaan yang diajukan Indonesia kepada pemerintah AS disusun secara seimbang, dengan mempertimbangkan manfaat yang luas bagi perekonomian nasional.
Sedikitnya ada lima manfaat utama yang diupayakan dalam negosiasi ini. memenuhi kebutuhan dan menjaga ketahanan energi nasional, memperjuangkan akses pasar Indonesia ke Amerika Serikat khususnya dengan kebijakan tarif yang kompetitif bagi produk ekspor Indonesia.
Kedua, memperjuangkan akses pasar Indonesia ke Amerika Serikat khususnya dengan kebijakan tarif yang kompetitif bagi produk ekspor Indonesia, Ketiga, deregulasi untuk meningkatkan kemudahan berusaha, perdagangan, dan investasi yang akan menciptakan lapangan pekerjaan.
Keempat, memperoleh nilai tambah dengan kerjasama supply chain atau rantai pasok industri strategis dan critical minerals. Terakhir, akses ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang, antara lain kesehatan, pertanian, dan renewable energy.
Negosiasi Masuk Fase Teknis, RI-AS Siapkan Pembahasan Intensif
Pemerintah Indonesia dan AS sepakat untuk melanjutkan proses negosiasi ke tahap yang lebih teknis dan mendalam. Kedua belah pihak membuka ruang dialog yang lebih intensif dan menyepakati pembahasan rinci dalam dua minggu ke depan, untuk mendapatkan solusi konstruktif dan saling menguntungkan guna memperkuat kemitraan ekonomi strategis antara Indonesia dengan Amerika Serikat.
Fase ini juga menjadi momentum penting untuk mendorong reformasi struktural yang saat ini tengah dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mendorong perdagangan dan investasi.
Sebelumnya, pada Rabu (23/4/2025), delegasi Indonesia dan pihak USTR juga telah menandatangani Non-Disclosure Agreement (NDA) terkait Bilateral Agreement on Reciprocal Trade, Investment, and Economic Security sebagai landasan bagi kelanjutan pembahasan di tingkat teknis.
Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Indonesia akan melakukan pendekatan serta konsultasi internal dengan pemangku kepentingan dalam negeri, dengan tetap akan terus berkomunikasi dengan pihak Amerika Serikat untuk melanjutkan proses negosiasi bagi kepentingan bersama kedua negara.
Selaras dengan pernyataan Menko Airlangga, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati turut mengungkapkan bahwa Indonesia mendapatkan apresiasi atas respons untuk melakukan dialog dan negosiasi tersebut.
Tak hanya itu, proposal yang diajukan Indonesia, yang disampaikan langsung oleh Menko Airlangga juga mendapat pujian karena dinilai sebagai salah satu proposal paling lengkap dan detail. Proposal ini dinilai mampu menggambarkan potensi kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua negara.
“Karena outlook pertumbuhan ekonomi dunia mengalami penurunan dan perdagangan juga, volume-nya juga akan terkena penurunan, maka tentu kita di dalam negeri, seluruh pelaku ekonomi ya kita harus bersiap-siap dan juga perlu mencari alternatif pasar baru dan karena persaingan akan semakin ketat. Tentu kita harus mendorong competitiveness ataupun bagaimana daya saing itu diperkuat. Dan yang ketiga kita perlu juga melakukan intraperdagangan yang lebih dalam dengan rekan kita di ASEAN,” tutur Menko Airlangga.
Topik:
tarif-as negosiasi-tarif menko-airlanggaBerita Sebelumnya
Polemik Pipa WNTS-Pemping, PGN Garda Depan Energi Nasional
Berita Terkait

Airlangga Tawarkan Proyek Giant Sea Wall Rp1.750 Triliun ke China hingga Eropa
5 September 2025 16:37 WIB

Di Tengah Deal Tarif Impor, Isu Transfer Data Pribadi RI ke AS jadi Sorotan
24 Juli 2025 09:42 WIB