Harga Minyak Dunia Naik, Negosiasi Dagang AS-China Beri Angin Segar

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 12 Mei 2025 07:45 WIB
Harga Minyak Menguat Usai Negosiasi Dagang AS-China (Foto: Ist)
Harga Minyak Menguat Usai Negosiasi Dagang AS-China (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Harga minyak mencatatkan kenaikan tipis setelah Amerika Serikat (AS) dan China mengumumkan adanya "kemajuan substansial" usai dua hari perundingan yang digelar di Jenewa. 

Pembicaraan tersebut bertujuan meredakan ketegangan dalam perang dagang yang telah lama membayangi pasar energi global, terutama permintaan minyak mentah dari dua negara konsumen terbesar dunia.

Minyak Brent melonjak melewati level US$64 per barel, melanjutkan tren positif setelah mencatatkan kenaikan mingguan pertama dalam tiga pekan terakhir. 

Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di kisaran US$61 per barel. Usai negosiasi, Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer menyatakan optimisme terhadap kemajuan yang dicapai, dan berjanji akan memberikan informasi lanjutan pada Senin (12/5/2025). Sentimen positif ini juga disampaikan oleh delegasi China.

Minyak mentah mulai pulih setelah sempat anjlok pada awal bulan lalu akibat kekhawatiran bahwa perang dagang yang dipicu Donald Trump akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global, di tengah peningkatan produksi dari negara-negara anggota OPEC+. 

Meski demikian, harga minyak masih turun lebih dari 20% dibanding puncaknya pada pertengahan Januari, karena prospek permintaan yang melemah dan pasokan yang meningkat memicu kekhawatiran akan terjadinya kelebihan pasokan (glut) di akhir tahun.

Ketegangan geopolitik juga masih terus membayangi. AS dan Iran berencana melanjutkan pembicaraan mengenai program nuklir Iran setelah diskusi pada Minggu yang digambarkan Washington sebagai “menggembirakan” dan oleh Teheran sebagai “sulit tetapi bermanfaat”. 

AS menjatuhkan sanksi terhadap kilang minyak ketiga di China pada pekan lalu, yang dituduh terlibat dalam perdagangan minyak Iran.

Di kawasan lain, upaya perdamaian di Ukraina memasuki tahap krusial. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menantang Presiden Rusia Vladimir Putin untuk segera mengadakan perundingan dalam pekan ini.

Indikator pasar menunjukkan kondisi yang beragam. Selisih antara dua kontrak terdekat Brent menunjukkan struktur backwardation, yaitu harga jangka pendek lebih tinggi dibanding jangka panjang, sinyal positif bagi pasar. Namun, kontrak di bulan-bulan berikutnya menunjukkan pola sebaliknya, yaitu contango.

Harga Minyak

Minyak Brent untuk pengiriman Juli naik 0,5% menjadi US$64,26 per barel pada pukul 7:40 waktu Singapura.

Lalu, minyak WTI untuk pengiriman Juni turut menguat 0,6% menjadi US$61,38 per barel.

Topik:

minyak minyak-mentah-global harga-minyak