Dua Langkah Kunci Pemerintah Redam Dampak Tarif Trump


Jakarta, MI - Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menyampaikan langkah konkret yang dilakukan Indonesia untuk mengurangi dampak kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) terhadap perekonomian Indonesia, khususnya dari sisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Langkah pertama adalah memperkuat belanja publik (public spending), yang meliputi efisiensi anggaran dan refocusing (penyesuaian anggaran) guna menjaga permintaan domestik tetap stabil.
Ia mengungkapkan bahwa meskipun pada awal tahun pemerintah telah melakukan penyesuaian anggaran, Namun, penyesuaian dari efisiensi anggaran itu mulai berjalan baik pada Maret hingga April.
Dengan demikian, diharapkan program-program prioritas pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga 3 Juta Rumah bisa berjalan mulai Mei hingga Juni.
"[Program ini] mudah-mudahan bisa menghasilkan sesuatu yang memberikan nilai tambah bagi perekonomian kita," kata Anggito dalam agenda Trump Effect: Bagaimana Indonesia Mendulang Peluang di tengah Perang Dagang, di Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Adapun pemerintah menargetkan belanja negara dalam APBN 2025 sebesar Rp3.621,3 triliun, yang mencakup Rp2.701,4 triliun untuk belanja pemerintah pusat dan Rp919 triliun dialokasikan untuk transfer ke daerah.
Langkah Kedua, memperkuat investasi dan penghiliran atau hilirisasi. Menurutnya, investasi melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dan perluasan hilirisasi diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.
Anggito menjelaskan bahwa upaya ini membutuhkan waktu. Namun, kombinasi terhadap dua hal tersebut diharapkan bisa menghasilkan manfaat terhadap perekonomian Indonesia pada 2026, terlepas dari bagaimana kondisi global.
"Namun kalau ekonomi global sudah mencapai kondisi yang lebih stabil, kita harusnya bisa mulai tumbuh di atas ekonomi yang sekarang kita lihat," jelasnya.
Tarif Trump, lanjutnya, juga tidak memberikan pengaruh besar terhadap APBN. Terlebih, dengan adanya jeda 90 hari penerapan tarif kepada seluruh negara kecuali China dan kesepakatan memangkas tarif antara China dan AS selama 90 hari.
AS sebelumnya sepakat untuk memangkas tarif mereka terhadap barang-barang impor dari China dari sebesar 145% menjadi 30%, termasuk tarif yang dikenakan pada fentanil mulai 14 Mei hingga 90 hari ke depan.
Sementara itu, Tiongkok juga bersedia menurunkan tarif mereka untuk barang-barang impor dari AS dari sebesar 125% menjadi 10%.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dalam sesi taklimat media yang berlangsung di Jenewa pada pagi hari waktu setempat, atau siang hari waktu Jakarta.
"Kami telah melakukan diskusi yang sangat kuat dan produktif mengenai langkah-langkah maju terkait fentanil. Kami sepakat bahwa tidak ada pihak yang ingin memisahkan diri," tutur Bessent, Senin.
Ia juga menambahkan bahwa kedua negara akan membentuk sebuah mekanisme untuk melanjutkan diskusi mengenai hubungan ekonomi dan perdagangan ke depan.
Topik:
tarif-trump apbn-2025 belanja