Jelang RUPST BSI, Kandidat Kuat Dirut Baru Mulai Mencuat

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 16 Mei 2025 08:47 WIB
Bank Syariah Indonesia (BSI) (Foto: Dok MI)
Bank Syariah Indonesia (BSI) (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini, Jumat (16/5/2025), dengan satu agenda penting yang menjadi sorotan, yaitu penetapan direktur utama.

Kursi orang nomor satu di bank syariah terbesar di Indonesia ini telah kosong sejak Hery Gunardi ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 

Selama lebih dari sebulan, tampuk kepemimpinan di BSI diisi sementara oleh Bob Tyasika Ananta sebagai pelaksana tugas (Plt.).

Beberapa nama calon dirut mulai mencuat, sebagian besar dari kalangan eksternal. Meski belum resmi diumumkan, pilihannya disebut sudah mengerucut.

Awalnya, beredar tiga nama yang disebut-sebut sebagai calon pilihan pemerintah untuk mengisi kursi pemimpin BSI tersebut, yakni Bob Tyasika Ananta, Direktur Wholesale Transaction Banking BSI Zaidan Novari, dan eks Direktur Utama BRI Sunarso. 

Sebagai catatan, Zaidan sebelum berlabuh di BSI merupakan bankir yang memiliki karir panjang di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dia pernah menjabat sebagai senior account manager hingga senior vice president commercial banking di emiten berkode BMRI tersebut. 

Namun, peluang Zaidan untuk menduduki posisi dirut BSI tampaknya tidak akan mudah. Sebab, Bank Mandiri selaku pemegang saham pengendali (PSP) saat ini memutuskan untuk tidak mengajukan kandidat dirut.

Hal ini seiring dengan rencana pemerintah untuk menjadikan BSI sebagai bank pelat merah ke-5. Saat ini pemerintah memang memiliki saham dwiwarna di BSI, tetapi BSI belum memiliki status resmi sebagai BUMN. Hingga kuartal I-2025, BSI masih tercatat di dalam aset konsolidasi Bank Mandiri. 

Dengan beralihnya status BSI dari anak usaha Bank Mandiri menjadi BUMN, maka BSI nantinya akan langsung berada di bawah payung Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Hal itu yang kemudian menjadi daya tawar untuk Sunarso memimpin BSI. Kendati size BSI hanya lebih kurang seperlima aset BRI, tapi bank tersebut akan menjadi satu-satunya bank syariah milik pemerintah. 

"Karena [BSI] akan jadi Himbara ke-5, ini yang menjadikan BSI menarik buat Pak Sunarso," ujar sumber yang mengaku mengetahui dinamika perombakan direksi BSI.

Selain Bob dan Sunarso, nama lain yang disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk posisi dirut BSI, yaitu Anggoro Eko Cahyo, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan. Bankir PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ini menjabat sebagai dirut BPJS TK sejak Februari 2021. 

Anggoro telah mengisi sejumlah posisi penting di BNI sebelum berlabuh di BPJS TK, seperti Pemimpin Kantor Wilayah Jakarta Kota hingga wakil direktur utama. 

Sementara itu, Corporate Secretary BSI, Wisnu Sunandar enggan mengomentari perihal penetapan dirut pada RUPST hari ini. "Itu ranah pemegang saham. Ditunggu saja," ujarnya kepada awak media, Kamis (15/5/2025).

Saat dikonfirmasi secara terpisah mengenai nama-nama yang beredar, Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sutan Emir Hidayat berharap kandidat yang terpilih adalah bankir dengan latar belakang keuangan syariah yang kuat. 

"Karena dia harus menjadi prime mover ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia," jelasnya, Kamis (15/5/2025).

Dia menyampaikan bahwa dirut baru BSI harus dekat dengan pemerintahan, sejalan dengan BPI Danantara, dan juga dekat dengan ekosistem syariah di Tanah Air. 

Sutan juga berharap dirut baru BSI mampu memaksimalkan pengelolaan zakat, infaq dan sedekah yang selama ini menjadi salah satu keunggulan utama BSI.

"Terakhir dia harus bisa menggerakkan lembaga keuangan mikro syariah. Ini yang masih belum optimal kolaborasi bank syariah dengan fintech," pungkasnya.

Topik:

pt-bank-syariah-indonesia-tbk bsi rupst