Laba Gudang Garam Terjun Bebas, Kekayaan Pemilik Terkikis Triliunan


Jakarta, MI - Ambruknya kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tak hanya memangkas kekayaan pemilik perusahaan, tetapi juga menghantam keras nasib para petani tembakau di Temanggung, Jawa Tengah.
Sejak akhir tahun lalu, sejumlah pabrikan rokok besar seperti Gudang Garam dan Nojorono memutuskan untuk menghentikan pembelian tembakau dari Temanggung. Keputusan ini membuat para petani kehilangan pasar utama mereka, sementara hasil panen terus menumpuk tanpa kepastian pembeli.
Kondisi tersebut membuat pasar tembakau lokal lesu, sementara bayang-bayang kerugian menghantui para petani menjelang musim tanam berikutnya. Harapan untuk menjual hasil panen ke industri besar pupus sudah, memaksa petani menghadapi ketidakpastian yang kian memuncak.
Padahal, selama ini kedua perusahaan rokok tersebut dikenal sebagai pembeli utama tembakau Temanggung, yang reputasinya sebagai tembakau berkualitas tinggi sudah diakui secara nasional.
"Tahun lalu Gudang Garam dan Nojorono sudah absen beli di Kabupaten Temanggung," kata Kepala Desa Purbasari, Pujiyono, kepada media, dikutip Rabu (25/6/2025).
Kini, para petani kehilangan mitra strategis yang sebelumnya mampu menyerap ratusan ribu keranjang tembakau setiap musimnya. Kondisi ini tak hanya berdampak pada petani, tapi juga mengusik roda ekonomi daerah.
Pemerintah Kabupaten Temanggung langsung mengambil langkah cepat. Bupati Agus Setyawan telah melayangkan surat resmi kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, mengajukan permohonan audiensi guna menyampaikan keresahan para petani.
Dalam surat tersebut, ia juga meminta pemerintah pusat mengevaluasi kebijakan fiskal, terutama soal kenaikan cukai rokok yang dianggap menjadi pemicu utama melemahnya industri hasil tembakau.
Kinerja Gudang Garam Terus Merosot
PT Gudang Garam Tbk (GGRM), salah satu produsen rokok terbesar di Tanah Air, terus mencatat penurunan laba bersih yang signifikan. Tren ini dipicu oleh merosotnya penjualan rokok secara tajam.
Didirikan pada 1958, pamor perusahaan yang dulu begitu kuat kini mulai meredup. Hal serupa juga terjadi pada kekayaan sang pemilik, Susilo Wonowidjojo, putra bungsu dari mendiang Surya Wonowidjojo, pendiri Gudang Garam.
Kejatuhan kinerja bisnis turut menggoyang posisi keluarga sebagai salah satu konglomerat papan atas Indonesia.
Pada tahun 1958, saat masih berusia 35 tahun, Surya mendirikan perusahaannya sendiri, yakni Gudang Garam di Kediri, Jawa Timur. Konon, ilham pemberian nama Gudang Garam diperolehnya dari mimpi. Surya berusaha mengembangkan usaha barunya dengan tekun.
Namun, Surya meninggal pada tanggal 28 Agustus 1985 di Auckland, Selandia Baru. Pada tahun 2001, Gudang Garam telah memiliki enam unit pabrik di atas lahan seluas 100 hektare, mempekerjakan 40.000 buruh dan sekitar 3.000 karyawan tetap.
Gudang Garam setiap tahunnya menyetorkan cukai rokok lebih dari Rp100 miliar ke negara. Saat ini, kepemimpinan perusahaan diteruskan oleh putra pendiri, Susilo Wonowidjojo.
Namun, perjalanan bisnis Gudang Garam kian menantang. Kenaikan tarif cukai rokok berdampak langsung pada penurunan daya beli konsumen, yang akhirnya menekan penjualan dan laba perusahaan.
Hal ini tercermin dari penurunan kinerja keuangan Gudang Garam. Pada laporan keuangan kuartal I 2025 mencatat laba bersih Rp104,43 miliar. Angka tersebut ambles 82,46% dari periode sama tahun sebelumnya Rp595,57 miliar
Laba bersih perseroan anjlok sejalan dengan penurunan pendapatan perseroan. Pendapatan Rp23,06 triliun, turun 12% dari posisi sama 2024 sebesar Rp26,26 triliun. Biaya pokok pendapatan Rp21,06 triliun, mengalami penurunan dari sebelumnya Rp23,47 triliun. Laba kotor tercatat Rp2 triliun, melorot 28% dari dari fase sama tahun lalu Rp2,79 triliun.
Pendapatan lainnya Rp108,84 miliar, melejit dari sebelumnya Rp42,16 miliar. Beban usaha Rp1,8 triliun, susut dari Rp1,87 triliun. Beban lainnya Rp1,16 miliar, menciut dari Rp1,23 miliar. Laba kurs Rp9,78 miliar, turun dari Rp18,69 miliar. Laba usaha Rp315,45 miliar, longsor dari posisi sama tahun lalu Rp981,9 miliar.
Beban bunga Rp120,34 miliar, lebih rendah dari Rp190,65 miliar. Laba sebelum pajak penghasilan Rp195,11 miliar, turun dari sebelumnya Rp791,24 miliar. Beban pajak penghasilan Rp87,59 miliar, susut dari Rp195,67 miliar. Laba Rp107,52 miliar, merosot dari akhir Maret 2024 senilai Rp595,57 miliar.
Adapun, total ekuitas tercatat Rp62,02 triliun, naik dari akhir tahun lalu Rp61,91 triliun. Jumlah liabilitas tercatat Rp22,37 triliun, mengalami penyusutan dari akhri 2024 senilai Rp23,02 triliun. Total aset Rp84,39 triliun, susut dari sebelumnya Rp84,93 triliun.
Kekayaan Bos Gudang Garam Tergerus
Merosotnya kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk turut berdampak pada nilai kekayaan pemiliknya saat ini, Susilo Wonowidjojo.
Menurut data Forbes 2024, kekayaan keluarga Susilo tercatat sekitar US$2,9miliar atau setara dengan Rp 47,4 triliun (Rp16.345/US$1). Diketahui, Susilo memegang 1.709.685 lembar saham, yang setara dengan 0,09% dari total kepemilikan saham PT GudangGaram Tbk (GGRM).
Meskipun proporsi sahamnya relatif kecil, posisi Susilo Wonowidjojo sangat penting dalam struktur kepemilikan karena dia adalah Presiden Direktur PT Gudang Garam Tbk.
Berdasarkan data Forbes, nilai kekayaan Susilo Wonowidjojo mengalami penurunan dari tahun ke tahun sejalan dengan performa kinerja keuangan Gudang Garam.
Nilai Kekayaan Susilo Wonowidjojo 2014-2024 (US$ miliar)
Kekayaan Susilo Wonowidjojo sempat mengalami peningkatan signifikan pada periode 2014 hingga 2018, seiring pertumbuhan laba bersih PT Gudang Garam Tbk saat itu.
Namun, tren positif itu berbalik sejak 2019. Dalam enam tahun terakhir, nilai kekayaannya terus menyusut. Dari puncak tertingginya sebesar US$9,2 miliar pada 2018, harta Susilo turun menjadi hanya US$2,9 miliar pada 2024.
Penurunan itu setara dengan 68,5%, atau hilangnya sekitar US$6,3 miliar, jika dikonversi ke rupiah dengan kurs Rp16.345 per dolar AS, jumlahnya mencapai sekitar Rp102,97 triliun.
Topik:
gudang-garam ggrm laba tembakau petani-temanggung kekayaan-pemilik-ggrmBerita Selanjutnya
Rekomendasi Saham Pilihan Hari Ini, 25 Juni 2025
Berita Terkait

Cukai Rokok Diminta Ditunda 3 Tahun, Kadin: Fokus Berantas Rokok Ilegal
15 September 2025 12:07 WIB

Isu PHK Massal Dibantah, Gudang Garam Akui Cukai Tinggi Tekan Bisnis
10 September 2025 12:56 WIB
![Ini Strategi BRI Pertahankan Kualitas Portofolio Lewat Penguatan Manajemen Risiko Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom [Foto: Doc. BRI]](https://monitorindonesia.com/index.php/storage/news/image/direktur-manajemen-risiko-bri-mucharom.webp)
Ini Strategi BRI Pertahankan Kualitas Portofolio Lewat Penguatan Manajemen Risiko
21 Agustus 2025 17:33 WIB