Mentan Amran Bantah DPR soal 100 Ribu Ha Lahan Pertanian Beralih Fungsi

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 6 September 2025 10:33 WIB
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Foto: Ist)
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membantah pernyataan Anggota DPR RI, Rokhmin Dahuri, yang menyebut 100 ribu hektare (ha) lahan pertanian beralih fungsi setiap tahun.

Amran menegaskan data resmi menunjukkan angka berbeda. Ia merujuk pada catatan Badan Pusat Statistik (BPS) serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). 

Ia menyebutkan bahwa angka alih fungsi lahan pertanian tidak sebesar yang disampaikan Rokhmin.

"Ini kami luruskan, ini kami tidak tahu ini yang masalah konversi lahan 100 ribu kami tidak tahu asal-usulnya, awal mulanya dari mana," jelas Amran dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (3/9/2025).

"BPS mengatakan lima tahun terakhir itu 79 ribu (ha) lebih. Ini lima tahun 79 ribu, dibagi lima ya 15 ribu (per tahun). Tetapi dari dulu dikatakan estimasi 100 ribu (ha) mungkin ini disampaikan oleh orang tertentu dan datanya perlu kita sempurnakan," kata Amran.

Pada kesempatan itu, Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Rokhmin Dahuri menyoroti persoalan alih fungsi lahan pertanian.

Rokhmin menyampaikan rata-rata konversi lahan mencapai 100 ribu hektare per tahun, terutama di wilayah Jawa yang memiliki ekosistem pertanian terbaik. Menurutnya, ini menjadi masalah struktural serius di sektor on farm.

"Jadi apa pun kerja keras Pak Menteri, meningkatkan produktivitas, cetak sawah di Papua, kalau konversi lahan Kelas 1 di Jawa itu tidak terkendalikan atau tidak disetop, susah. Karena Pak Menteri lebih tahu dari saya soal agroekologi bahwa ekosistem untuk pertanian di Jawa itu jauh lebih baik dari pulau-pulau lain," tutur Rokhmin.

Isu alih fungsi lahan pertanian belakangan menjadi perhatian serius pemerintah. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan pernah menyebut 136 ribu hektare sawah telah beralih fungsi dalam dua dekade terakhir.

Menurut Zulhas, kondisi tersebut menjadi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional yang terus meningkat. Ia menekankan, ada dua strategi utama untuk menjaga ketahanan pangan: membuka lahan baru atau mengoptimalkan lahan yang ada.

Namun, opsi membuka lahan baru terkendala karakteristik tanah di sejumlah wilayah seperti gambut di Kalimantan atau keterbatasan investor di Merauke.

Saat ini, Indonesia memiliki sekitar 7,4 juta hektare sawah dengan total luas tanam mencapai 10 juta hektare. Rata-rata panen masih 1,4 kali per tahun, dengan sebagian lahan hanya panen sekali karena keterbatasan irigasi.

Topik:

mentan-amran dpr lahan-pertanian