Garuda Disuntik Danantara Rp 6,6 T Tetap Rugi, DPR: Bubarkan Saja!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 24 September 2025 01:23 WIB
Pesawat Garuda Indonesia (Foto: Dok MI)
Pesawat Garuda Indonesia (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam, menyarankan pembubaran PT Garuda Indonesia Tbk (GIIA) sebab diselimuti sejumlah masalah.

"Kalau memang tidak diselesaikan, tidak ada harapan buat Garuda, daripada memusingkan kita, membebani rakyat, juga ke rakyat tidak ada dampak secara langsung dari Garuda Indonesia, bubarkan saja," katanya dalam rapat dengar pendapat bersama Garuda Indonesia dikutip pada Selasa (23/9/2025).

Dia pun menyoroti beberapa permasalahan Garuda yang dianggap tidak pernah memberikan keuntungan bagi negara. Bahkan suntikan dana segar dari Danantara sebesar Rp6,6 triliun belum mampu membuat perusahaan bergerak lebih baik.

"Mengenai 50% menguasai pasar domestik, buat kami ini mustahil. Sekarang saja baru 11%, di atas swasta 60%. Maka kami tidak mau ini jadi omon-omon," katanya.

"50% penguasaan pasar domestik itu dicapai tahun berapa? Kami tidak mau ditipu-tipu lagi di tempat ini. Kami minta road map [peta jalan] nya di tahun 2026, berapa persen penguasaan pasar. Dan kalau tidak tercapai, sanggup nggak direksi mundur," tambahnya.

Adapun Garuda sendiri masih membukukan kerugian sepanjang kuartal I-2025. Berdasarkan laporan keuangan, Garuda Indonesia (GIAA) mencatat kerugian bersih US$76,49 juta atau setara sekitar Rp1,25 triliun di tiga bulan pertama tahun ini. 

Kerugian bersih GIAA tersebut mengecil dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, US$87,04 juta. GIAA sejatinya mampu mencatat kenaikan pendapatan usaha konsolidasi 1,63% secara tahunan menjadi US$723,56 juta di kuartal I-2025.

Topik:

Danantara Garuda DPR