China Murka, Tuding AS Langgar Kesepakatan Dagang

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 2 Juni 2025 10:19 WIB
Presiden China, Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Foto: Repro)
Presiden China, Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Foto: Repro)

Jakarta, MI - Hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas. Beijing menuduh Washington melanggar kesepakatan dagang terbaru yang disepakati dalam pertemuan di Jenewa bulan lalu. Pernyataan ini disampaikan Kementerian Perdagangan China pada Senin (2/6/2025), dan menjadi sinyal keras bahwa tensi bilateral belum mereda.

Dalam pernyataannya, otoritas China mengecam klaim Presiden AS Donald Trump yang menyebut Beijing tak mematuhi konsensus yang telah disepakati. China menegaskan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasionalnya.

Ketegangan ini semakin meredupkan harapan akan adanya percakapan tingkat tinggi antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping, yang sebelumnya diharapkan menjadi titik balik negosiasi. Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, bahkan mengatakan bahwa percakapan tersebut mungkin akan terjadi pekan ini.

China menuduh AS secara sepihak menerapkan berbagai pembatasan diskriminatif, termasuk pedoman baru mengenai kontrol ekspor chip berbasis kecerdasan buatan (AI), larangan penjualan perangkat lunak desain cip ke China, serta pencabutan visa pelajar asal China.

“Jika AS bersikukuh dengan caranya sendiri dan terus merugikan kepentingan China, maka China akan terus mengambil langkah-langkah tegas dan kuat untuk melindungi hak dan kepentingan sahnya,” kata Kementerian tersebut. 

Mereka juga menuduh bahwa AS telah melanggar kesepakatan yang dicapai antara Trump dan Xi pada 17 Januari, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Ketegangan kedua negara ini pun semakin meningkat setelah meredanya ketegangan tarif pada bulan Mei. 

Pemerintahan Trump, pada pekan lalu, mengumumkan rencana untuk mencabut visa sejumlah pelajar asal China dan memberlakukan pembatasan terhadap penjualan perangkat lunak desain chip ke negara itu.

Selain itu, AS juga melarang ekspor komponen dan teknologi penting untuk mesin jet buatan AS ke China, seperti dilaporkan The New York Times.

Trump tidak merinci tuduhannya saat menyatakan bahwa Beijing telah melanggar kesepakatan gencatan tarif pada Jumat lalu. Namun, Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, menyampaikan keluhan bahwa China belum mempercepat ekspor mineral penting yang dibutuhkan untuk teknologi elektronik mutakhir.

Dalam pernyataannya, Kementerian Perdagangan China mengatakan pihaknya “dengan tegas menolak tuduhan tak berdasar tersebut” dan menegaskan bahwa China telah menjalankan isi kesepakatan secara ketat.

Pernyataan Trump disampaikan satu hari setelah Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengungkapkan bahwa perundingan dagang dengan China tengah berada di titik buntu. Ia pun menyarankan agar Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping melakukan diskusi untuk membuka jalan keluar dari kebuntuan tersebut.

Topik:

china amerika-serikat perang-dagang