RUU Pajak Trump Lolos Senat AS, Kritik Mengalir dari Demokrat hingga Elon Musk


Jakarta, MI - Senat Amerika Serikat (AS) meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) pemotongan pajak dan belanja utama Presiden Donald Trump, dalam pemungutan suara yang berlangsung dramatis Sabtu larut malam.
RUU kontroversial ini disetujui dengan selisih tipis 51–49 suara, membuka jalan menuju pengesahan final sebelum Kongres memasuki masa reses 4 Juli.
Dikutip dari Xinhua, dokumen setebal 940 halaman ini secara resmi diberi judul One Big Beautiful Bill Act, dan menjadi tonggak penting bagi agenda fiskal Trump menjelang pemilihan paruh waktu.
RUU tersebut akan memperpanjang pemotongan pajak tahun 2017, memangkas tarif pajak tambahan, serta mengalokasikan dana besar untuk pertahanan dan keamanan perbatasan.
Namun, pengesahan ini memicu perdebatan sengit karena pembiayaan kebijakan dilakukan dengan memangkas anggaran sejumlah program sosial seperti Medicaid, kupon makanan, energi terbarukan, dan program kesejahteraan sosial lainnya.
Pemungutan suara tersebut menyusul perundingan intens selama berjam-jam di balik pintu tertutup saat para pemimpin Republik dan Wakil Presiden JD Vance berupaya menyatukan mayoritas Senat partai yang tipis.
Senator Ron Johnson dari Wisconsin membalikkan penolakan awalnya dan memberikan suara mendukung RUU tersebut setelah diskusi tertutup.
Senator Thom Tillis dari North Carolina, salah satu dari dua anggota Partai Republik yang memberikan suara menentang RUU tersebut, menyatakan kekhawatiran atas usulan pemotongan Medicaid, yang akan berdampak signifikan pada negara bagian asalnya.
Senator Rand Paul dari Kentucky juga menentang undang-undang tersebut, mengkritik ketentuannya untuk menaikkan pagu utang nasional sebesar USD5 triliun.
Demokrat Kritik RUU Pajak Trump
Anggota Demokrat di Senat melontarkan kritik tajam terhadap RUU usulan Presiden Trump, dengan menilai kebijakan tersebut akan memberikan keuntungan besar bagi kalangan kaya, sementara justru membebani masyarakat berpenghasilan rendah.
Pemimpin Senat Demokrat, Chuck Schumer, menuduh Partai Republik memaksakan proses legislasi tanpa kajian memadai. Ia bahkan menuntut agar seluruh isi RUU yang terdiri dari ratusan halaman, dibacakan secara utuh di ruang sidang sebelum perdebatan resmi dimulai.
"Jika anggota Senat Republik tidak memberi tahu rakyat Amerika apa isi RUU ini, maka Demokrat akan memaksa majelis ini untuk membacanya dari awal hingga akhir," ujar Schumer dikutip Senin (30/6/2025).
Setelah pemungutan suara, para senator kemungkinan akan menghadapi debat semalaman dan proses amandemen yang panjang di hari-hari mendatang.
Jika RUU tersebut lolos di Senat, RUU tersebut akan kembali ke DPR untuk pemungutan suara terakhir sebelum menuju Gedung Putih.
Mantan Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah dan CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, melontarkan kritik keras terhadap RUU andalan Presiden Donald Trump.
Melalui unggahannya di platform X pada Sabtu, ia menyebut bahwa RUU tersebut akan "menghancurkan jutaan pekerjaan di Amerika dan menyebabkan kerugian strategis yang sangat besar bagi negara kita."
"RUU tersebut memberikan bantuan kepada industri di masa lalu sementara sangat merusak industri di masa depan," ujarnya.
Topik:
pajak donald-trump amerika-serikat