Kedaulatan Pangan Nasional: DPR Soroti Urgensi Infrastruktur Irigasi di Tengah Gejolak Global

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 25 Juni 2025 12:10 WIB
Anggota Komisi IV DPR Slamet (Dok. MI)
Anggota Komisi IV DPR Slamet (Dok. MI)

Jakarta, MI – Di tengah gejolak global dan tantangan kedaulatan pangan, suara tegas dari Senayan menggema. Anggota Komisi IV DPR Slamet, kembali menegaskan bahwa fondasi utama kemandirian pangan nasional terletak pada pembangunan infrastruktur pertanian yang kokoh, khususnya irigasi. 

Pernyataan ini bukan sekadar retorika politik, melainkan cerminan langsung dari aspirasi masyarakat di daerah pemilihan yang ia serap selama masa reses. Kebutuhan akan sistem irigasi yang memadai menjadi sorotan utama, sejalan dengan visi strategis pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan.

"Reses kemarin, banyak aspirasi yang kami terima, terutama terkait infrastruktur pertanian. Ini sangat penting untuk mendukung Astacita Presiden, terutama dalam hal Swa Sembada Pangan," kata Slamet, Rabu (25/5/2025).

Penekanan pada irigasi ini bukan tanpa alasan. Data menunjukkan bahwa kondisi irigasi di Indonesia masih memerlukan perhatian serius. Meskipun sebagian besar irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah pusat dalam kondisi baik (77,23% pada tahun 2015), revitalisasi dan pembenahan manajemen irigasi berkelanjutan tetap menjadi prioritas untuk memperkuat kedaulatan pangan .

Slamet tidak ragu menyatakan bahwa target swasembada pangan yang ambisius tidak akan tercapai tanpa dukungan infrastruktur dasar yang memadai, terutama sistem irigasi. 

“Swasembada Pangan tidak akan bisa terwujud kecuali infrastruktur, khususnya irigasi dipenuhi. Ini yang kami lihat langsung di lapangan, dan insyaAllah akan kami kawal terus di DPR,” tambahnya, menyoroti urgensi tindakan nyata di lapangan. 

Pernyataan ini diperkuat oleh berbagai studi yang menunjukkan bahwa irigasi yang baik dan memadai adalah kunci pencapaian ketahanan pangan di Indonesia.

Slamet juga  menyoroti dinamika geopolitik global yang tidak menentu, termasuk potensi konflik besar dan krisis yang dapat mengganggu pasokan pangan dunia. Menurutnya, situasi ini menjadi peringatan keras bagi Indonesia untuk mempercepat langkah menuju kemandirian pangan.

“Di tengah situasi dunia yang tidak stabil, dan potensi terjadinya Perang Dunia Ketiga, ini seharusnya menjadi momentum paling penting untuk membangkitkan semangat kemandirian pangan bangsa,” tegasnya. 

Ia menekankan bahwa dalam skenario krisis global, banyak negara cenderung memprioritaskan kebutuhan domestik dan menahan ekspor pangan. Oleh karena itu, Indonesia harus segera memperkuat kapasitas produksi pangan nasional untuk mengurangi ketergantungan pada impor. 

“Ketika negara-negara lain menutup keran ekspor mereka, kita tidak bisa hanya bergantung. Kemandirian pangan harus dimulai dari sekarang, sebagai langkah menuju kedaulatan pangan yang hakiki,” pungkas Slamet.

Topik:

Kemandirian Pangan DPR Swasembada Pangan Infrastruktur Irigasi