Yassierli Ajak Generasi Muda Hadapi Tantangan Dunia Kerja Masa Depan

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 13 September 2025 09:51 WIB
Menaker Yassierli di Politeknik Ketenagakerjaan, Jakarta (Dok. MI)
Menaker Yassierli di Politeknik Ketenagakerjaan, Jakarta (Dok. MI)

Jakarta, MI - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menekankan pentingnya mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi era green jobs atau pekerjaan hijau yang diprediksi akan mendominasi dunia kerja pada 2045.

Pesan itu disampaikan Menaker dalam Kuliah Umum bertema “Ketenagakerjaan Berkelanjutan: Mewujudkan Green Jobs melalui Pendidikan Vokasi” yang digelar di Politeknik Ketenagakerjaan, Jakarta, Jumat (12/9/2025).

Menurut Yassierli, Indonesia tengah mengejar visi besar Indonesia Emas 2045, di mana negara ditargetkan menjadi kekuatan ekonomi lima besar dunia. Dalam perjalanan menuju visi tersebut, lulusan pendidikan vokasi harus dibekali kompetensi yang relevan dengan perkembangan industri, khususnya yang berhubungan dengan pelestarian lingkungan.

“Visi besar kita adalah Indonesia Emas 2045, di mana Indonesia menjadi negara maju dan masuk lima besar kekuatan ekonomi dunia. Untuk mewujudkan itu, peran adik-adik mahasiswa sangat penting dan harus dipersiapkan mulai sekarang. Inilah tantangan yang harus kita hadapi bersama,” ujar Yassierli.

Menaker mengungkapkan bahwa green jobs akan menjadi elemen penting dalam struktur ketenagakerjaan masa depan. Namun, ia menyoroti masih banyak perguruan tinggi yang belum menyiapkan kurikulum yang mendukung lahirnya tenaga kerja dengan kompetensi hijau.

“Padahal, green jobs adalah pekerjaan yang berkontribusi melestarikan atau memulihkan lingkungan, baik melalui tugas khusus, keterampilan tertentu, penerapan proses ramah lingkungan, maupun menghasilkan output ramah lingkungan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Yassierli mengingatkan mahasiswa untuk terus mengasah diri melalui literasi dan pembelajaran berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa tantangan dunia kerja masa depan tidak dapat diprediksi secara pasti.

“Tantangan masa depan tidak bisa kita prediksi secara pasti. Karena itu, kunci utamanya adalah belajar. Ada hal-hal yang dibahas dalam perkuliahan, tetapi ada juga yang harus adik-adik pelajari sendiri. Semangat belajar sepanjang hayat adalah bekal utama menghadapi perubahan,” pesannya.

Menurut Yassierli, pendidikan vokasi berperan sentral dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul yang mampu bersaing di era ekonomi hijau. 

Dengan dukungan kebijakan pemerintah, pelatihan yang tepat, dan ekosistem kerja yang mendukung, Indonesia diyakini mampu mempercepat transisi tenaga kerja menuju green jobs sekaligus mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan.

Topik:

green jobs tantangan dunia kerja Yassierli pendidikan vokasi