Bantahan Bos PT Asiana Technologies Lestary Poltak Sitinjak Soal Pemberitaan Saringan Sampah Jakarta

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 10 September 2023 17:14 WIB
Jakarta, MI - Bos perusahaan pemilik hak paten PT Asiana Technologies Lestary, Poltak Sitinjak membantah tudingan beberapa pihak yang menengarai adanya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)  dalan proyek pembangunan Saringan Sampah disejumlah sungai yang melintasi Ibu Kota Jakarta. Sebagai pemilik perusahaan tersebut, Poltak menyatakan keberatan soal perusahaannya dituding kurang profesional dan memonopoli pembangunan dan perawatan technologi saringan sampah di 28 titik yang menyebar di Jakarta Raya. "Saya jelaskan bahwa perusahaan kami sangat profesional. Kami kerja tidak bermodalkan unsur KKN. Kami murni profesional yang sudah ekspansi hingga keluar negeri. Diantaranya Filipina dan Thailand telah memakai teknologi yang kami bangun dengan jerih payah," katanya kepada Monitorindonesia.com, pekan lalu. Ditambahkan Poltak, saringan sampah yang mereka kerjakan sudah sesuai kebutuhan masyarakat Jakarta. Saringan sampah itu sebagai upaya mengendalikan banjir di ibu kota. Dia juga menanggapi sorotan politisi PDIP Rasyidi yang juga sebagai anggota DPRD DKI Jakarta, yang menyatakan teknologi saringan sampah yang dibangun PT Asiana Technologies Lestary tidak standar. "Jarak besinya yang terlalu rapat justru menghambat aliran air. Begitu juga ketinggiannya dikatakan tidak tepat. Masih banyak yang harus diperbaiki agar sampahnya tertangani tapi tidak memicu banjir," tegas Rasyidi belum lama ini. Begitu juga pernyataan pakar perkotaan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Jehansyah Siregar yang menyatakan bahwa pembangunan saringan sampah dan pemeliharaannya yang menyedot anggaran yang sangat besar tersebut dinyatakan gambaran kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang ugal-ugalan. Proyek saringan sampah itu membuat pemerintah jadi ketergantungan dengan perusahaan tersebut. Padahal, lazimnya proyek pemerintah tak boleh tergantung hanya pada salah satu perusahaan saja. "Seharusnya dengan anggaran yang sedemikian besar tersebut lebih baik dimanfaatkan untuk penataan pemukiman bantaran kali dihulu sungai atau kali. Membangun Rusunawa secara massif jauh lebih penting dan menyentuh akar masalah banjir," tegas Jehansyah. Namun oleh Poltak Sitinjak, baik pernyataan politisi PDIP Rasyidi dan Jehansyah Siregar ini dibantahnya. Poltak tetap menegaskan bahwa pihaknya sudah melaksanakan profesionalisme tanpa KKN. Dia mengklaim produk saringan sampahnya sudah dipakai di luar negeri. (Sabam)