5 Gejala Stroke pada Wanita yang Perlu Diwaspadai

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 29 Oktober 2023 10:00 WIB
Ilustrasi gejala stroke [Foto: iStock]
Ilustrasi gejala stroke [Foto: iStock]

Jakarta, MI - Stroke adalah masalah medis yang terjadi secara tiba-tiba dan sering kali mengancam nyawa, ditandai dengan terhentinya aliran darah secara tiba-tiba atau berkurangnya aliran darah ke suatu bagian otak. 

Gangguan ini dapat terjadi akibat tersumbatnya pembuluh darah karena bekuan atau pecahnya pembuluh darah sehingga mengakibatkan pendarahan di dalam otak. Gangguan ini menyebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi ke sel-sel otak, menyebabkan kerusakan atau kematian sel dengan cepat. Gejala stroke mungkin termasuk kelemahan mendadak, mati rasa, kesulitan berbicara, sakit kepala parah, dan masalah penglihatan.

Risiko stroke yang lebih tinggi pada wanita

Stroke merupakan masalah kesehatan global yang signifikan dan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.

Menurut CDC, “Lebih dari 2 dari 5 wanita memiliki tekanan darah lebih besar atau sama dengan 130/80 mm Hg atau sedang mengonsumsi obat untuk mengontrol tekanan darahnya. Hanya sekitar 1 dari 4 wanita yang tekanan darahnya terkontrol hingga di bawah 130/80 mm Hg. Risiko stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Karena perempuan umumnya hidup lebih lama dibandingkan laki-laki, lebih banyak perempuan yang terkena stroke sepanjang hidup mereka.” 

Alasan seperti hipertensi, kehamilan dan obat-obatan KB berkontribusi terhadap risiko stroke yang lebih besar pada wanita.

Akronim 'FAST' biasanya digunakan untuk mengingat tanda-tanda peringatan khas stroke. Wajah terkulai, lengan lemah, kesulitan berbicara adalah gejala langsungnya dan kebutuhan mendesak untuk menghubungi layanan darurat adalah langkah berikutnya. Tanda-tanda ini berlaku baik pada pria maupun wanita, namun wanita mengalami gejala tertentu yang berbeda atau menyertai indikator FAST.

Dilansir dari Times of India, berikut 5 gejala yang harus diwaspadai yang berkontribusi terhadap risiko stroke pada wanita.

1. Kelemahan wajah dan anggota badan

Wajah yang kendur atau lemah merupakan gejala stroke yang umum terjadi dan dapat terjadi pada wanita seperti halnya pada pria. Satu sisi wajah mungkin tampak melorot atau tidak bisa bergerak, sehingga menyebabkan senyuman asimetris. 

Kelemahan lengan juga merupakan gejala umum stroke. Wanita mungkin mengalami masalah dalam mengangkat atau mengendalikan salah satu atau kedua lengan. Dalam kasus tertentu, kelemahan ini lebih banyak dialami oleh perempuan.

2. ​Komplikasi penglihatan

Perubahan penglihatan yang tiba-tiba, seperti penglihatan kabur atau ganda, juga bisa menjadi tanda terjadinya stroke pada wanita. Mereka mungkin juga mengalami gejala yang kurang umum terkait dengan penglihatan mereka, seperti mengamati kilatan cahaya atau mengalami kebutaan mendadak pada salah satu atau kedua mata. Melihat bercak buram tertentu di salah satu atau kedua mata juga dapat mengindikasikan kondisi tersebut pada wanita.

3. ​Kondisi kesadaran berubah

Stroke dapat menyebabkan kebingungan, disorientasi atau ketidaksadaran, yang lebih parah pada wanita. Wanita mungkin menunjukkan gejala, seperti kelelahan mendadak, kelemahan umum, atau kelesuan dalam melakukan tugas sehari-hari. 

Meskipun gejala-gejala ini biasanya tidak berhubungan dengan stroke, gejala-gejala ini dapat menjadi indikasi kejadian serebrovaskular dan dalam skenario ekstrim, stroke.

4. ​Mual dan muntah

Mual dan muntah dapat terjadi baik pada pria maupun wanita saat terkena stroke, namun penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih rentan mengalami gejala-gejala tersebut. 

Jika mual dan muntah disertai dengan tanda-tanda peringatan stroke lainnya, seperti kelemahan mendadak, pusing atau perubahan kesadaran, khususnya jika terjadi bersamaan, hal ini harus menimbulkan kekhawatiran bagi para wanita. Gejala-gejala ini dapat menjadi indikasi adanya masalah yang berhubungan dengan otak, karena suplai oksigen ke otak terganggu selama stroke.

5. Cegukan dan sesak napas

Cegukan dan sesak napas lebih jarang dikaitkan dengan stroke, namun hal ini telah dilaporkan oleh beberapa wanita dan didukung oleh penelitian sebagai indikator potensial terjadinya stroke. 

Meskipun gejala ini bisa disebabkan oleh berbagai penyebab yang tidak berbahaya, seperti makan terlalu cepat atau rasa cemas, dalam kasus tertentu, gejala ini mungkin menandakan adanya masalah neurologis, terutama jika gejala tersebut terjadi secara terpisah atau bersamaan dengan gejala stroke lainnya. Bagi perempuan, mengabaikan mereka dapat menunda intervensi medis yang diperlukan, sehingga meningkatkan risiko kerusakan otak parah atau kecacatan jangka panjang.