Anies: Banjir Surut dalam 6 Jam, PDIP: Hanya Narasi Tanpa Aksi

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 1 November 2021 18:09 WIB
Monitorindonesia.com – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim penanganan banjir di Jakarta saat ini sudah menggunakan sistem key performance indicator (KIP) dengan target 6 jam surut setelah hujan reda. Dia juga menyebut, jika hujan di bawah 50 mm, jalan utama di Jakarta tidak boleh banjir. Menanggapi pertanyaan Anies tersebut, Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai Anies hanya menjelaskan aksi di atas kertas tanpa memaparkan program apa saja Yang sudah dilakukan untuk menanggulangi banjir di Jakarta. “Saya kesulitan memahami jalan pikirannya (Anies). Apa hubungannya skenario, simulasi, dan latihan dengan banjir yang terjadi kalau tidak diberitahu apa yang sudah dikerjakan dan akan dikerjakan? Semuanya hanya narasi tanpa aksi,” kata Gilbert kepada Monitorindonesia.com di Jakarta, Senin (1/11/2021). Menurut anggota Komisi B DPRD DKI itu, berbicara sistem KPI berbeda hal dengan program kerja terkait penanganan banjir. Kata dia, KPI hanya sekadar indeks atau capaian target. “KPI adalah sebuah indeks atau target, yang tertulis di atas kertas. Di lapangan apa yang mau dikerjakan? Harusnya jelas kalau banjir X meter, maka A yang dikerjakan. Kalua Y meter, maka B yang dikerjakan, dan seterusnya,” ujarnya. Karena itu, Gilbert menyarankan, agar Anies menyampaikan soal program dan kegiatan konkret dalam upaya mencegah Banjiir. “Kalau jelas prosedurnya dan petugas, peralatan dan lain-lainnya, maka lebih masuk akal dan bisa dievaluasi. Kalau semua bentuknya kualitatif maka sulit diukur. Misalnya jumlah mahasiswa naik, adalah kualitatif. Tapi kuantitatif ternyata naiknya dari 300 jadi 301, akan jadi lelucon,” paparnya. Sebelumnya Anies menerangkan penerapan sistem KIP di mana ditargetkan 6 jam surut setelah hujan reda. “KIP-nya, 6 jam harus surut. Jadi 6 jam sesudah air hujan berhenti tempat yang di situ terjadi genangan harus bisa surut dalam 6 jam,” kata Anies. Menurut Anies, banjir tak sekadar surut secara alami melalui gravitasi. Anies mencontohkan sewaktu Jakarta dilanda banjir akibat intensitas hujan melebihi kapasitas drainase Ibu Kota pada Februari lalu. Saat itu, Anies menyebut alasan banjir cepat kering karena penyedotan air dilakukan terus menerus. Anies juga meyakini air hujan yang datang bisa dikendalikan oleh manusia. Kata dia, banjir harus dihadapi secara terus-menerus dan harus bisa dikendalikan. (Zat)