Pesona Jakarta Mulai Sirna, Disdukcapil DKI Sebut Pendatang Baru Cenderung Pilih Bodetabek

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 24 April 2024 17:57 WIB
Kepala Disdukcapil Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Budi Awaluddin (Foto: Istimewa)
Kepala Disdukcapil Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Budi Awaluddin (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Budi Awaluddin, mengungkapkan, adanya tren penurunan jumlah warga pendatang merantau ke Jakarta dari tahun ke tahun. 

Kini, tren arus urbanisasi meluas ke kawasan Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek).

Budi Awaluddin mengatakan hal itu dalam acara FGD Investor Daily 'Jakarta bahwa Jakarta tidak lagi jadi magnet', di Kantor B-Universe, Tokyo Hub PIK 2, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (23/4/2024).

Budi Awaluddin mengungkapkan, adanya tren penurunan jumlah warga pendatang baru merantau ke Jakarta dari tahun ke tahun terus berlanjut. 

Kini, tren arus urbanisasi meluas ke kawasan Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek).

Budi Awaluddin menyampaikan, catatan pihaknya di mana jumlah warga pendatang baru merantau ke Jakarta mengalami penurunan dari sekitar 27.000 orang pada 2022 kini hanya sekitar 20.000 orang pada 2023.

"Kami memprediksi akan ada penurunan pendatang ke Jakarta pada 2024. Pertama, kalau kita lihat tren dari 2023, pendatang ke Jakarta itu turun dibandingkan 2022," ungkapnya.

Budi Awaluddin menginginkan, para urbanisasi dari daerah itu dikurangi dan mereka sebaiknya lulusan SMA boleh merantau ke Jakarta.

Bahkan punya keterampilan jangan sampai ke Jakarta hanya untuk menambah pengangguran menjadi beban Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta.

Dia menambahkan, Disdukcapil Jakarta juga mencatat tren penurunan jumlah warga pendatang terjadi dalam beberapa bulan terakhir pada tahun ini.

Pada Maret 2024, jumlah pendatang ke Jakarta tercatat hanya 6.000 orang.

"Padahal, pada Januari 2024, jumlah pendatang kita 9.000 orang. Lalu, pada Februari dan Maret ini hanya 6.000 pendatang. Angka ini juga turun jauh dari rata-rata pendatang bulanan pada 2022 dan 2023 mencapai sekitar 12.000 orang," jelasnya.

Menurut Budi, warga pendatang kini mulai melirik daerah penyangga Jakarta, seperti Bodetabek sebagai alternatif tujuan merantau.

"Bisa jadi memang sudah ada pemerataan pembangunan ke daerah-daerah Bodetabek, karena kini memang sudah berkembang. Makanya, masyarakat juga enggan datang ke Jakarta," ujarnya.

Budi Awaluddin juga menyoroti salah satu kota di kawasan Bodetabek yang ramai didatangi warga pendatang ialah Tangerang Selatan (Tangsel). 

Tangerang Selatan mencatatkan tren peningkatan jumlah pendatang setiap tahunnya.

Dalam diskusi terungkap, salah satu faktor yang menyebabkan pesona Jakarta bagi perantau mulai meredup karena faktor biaya hidup yang mahal hingga kurangnya ketersediaan hunian layak yang terjangkau.

Di samping itu, Budi juga menyinggung banyak warga Jakarta sendiri yang memilih pindah ke Bodetabek demi menghindari biaya hidup yang mahal, tetapi masih menggunakan KTP dan fasilitas sebagai warga Jakarta.

"Fenomena saat kemarin pada saat pemilihan umum, mereka datang ke Jakarta hanya untuk mencoblos. Padahal mereka sudah puluhan tahun tinggal di daerah Bodetabek. Artinya, mereka masih ber-KTP Jakarta. Ini yang harus kita tertibkan," jelasnya. (Sar)