Pedagang Bandel Satpol PP Pulogadung Tegur PKL Masih Berjualan di Atas Trotoar

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 7 Juni 2024 16:10 WIB
Satpol PP Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, menegur sejumlah pedagang kaki lima. (Foto: Dok MI)
Satpol PP Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, menegur sejumlah pedagang kaki lima. (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, menegur sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di atas trotoar.

Saat menyisir sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan, Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (07/06/2024), petugas menuding para pedagang PKL itu bandel. Mereka gelar empat lapak untuk tetap berjualan di atas trotoar itu meski sudah dilarang. 

"Hari ini kami memberikan teguran kepada para pedagang kaki lima yang masih nekat menggunakan trotoar jalan sebagai lokasi berjualan," kata Kepala Satpol PP Kecamatan Pulogadung, Andik Sukaryanto. 

Disebutkan, trotoar di Pulogadung dijadikan tempat parkir liar dan jualan PKL. Akibatnya, pejalan kaki susah melintas di sepanjang trotoar itu. Petugas Satpol PP telah meminta pedagang PKL untuk merapikan barang dagangannya agar tidak mengganggu akses pejalan kaki.

"Selain menyalahi aturan, keberadaan para PKL ini juga sangat menganggu pejalan kaki," ujarnya. 

Andik menambahkan, berdasarkan Perda Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum Pasal 25 Ayat (2), setiap orang atau badan dilarang berdagang dan berusaha di bagian jalan trotoar, halte jembatan penyebrangan orang dan atau tempat-tempat untuk kepentingan umum lainnya. Tidak hanya memberikan teguran, petugas juga memasang spanduk larangan berjualan disepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan.

 Pihak Satpol PP Kecamatan Pulogadung rutin melakukan patroli guna mengantisipasi para PKL yang kerap menggunakan trotoar hingga badan jalan untuk berjualan. Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga di sekitar Jalan Perintis Kemerdekaan mengeluhkan trotoar yang sempit, karena dipergunakan sebagai tempat kendaraan parkir dan juga lapak pedagang PKL.

Sementara itu, Hartono, 38, pedagang makanan tidak jauh dari lokasi tersebut mengatakan, sempitnya trotoar membuat dirinya dan kawan-kawannya  terganggu saat harus berjalan kaki melintasi jalan yang padat itu.

"Terkadang orang jadi malas jalan kaki di sini karena trotoarnya sempit. Kita sering malah jalan kaki di area khusus pesepeda," lanjutnya. 

Bahkan, menurut dia, pejalan kaki lebih banyak melintas di pinggir trotoar yang berpotensi membahayakan pengguna jalan. Padahal, banyak orang melintas di trotoar tersebut untuk naik angkutan umum pada pagi dan malam hari. 

"Yang bikin kesal lagi karena sering motor lawan arah, lumayan takut keserempet aja sih," ujar Sarah teman Hartono.

Hartono dan Sarah, 42, warga yang tinggal di sekitar Jalan Perintis Kemerdekaan Pulogadung, juga mengeluhkan masalah trotoar yang sempit. Sarah mengungkapkan, trotoar di area tersebut sempat diperbaiki pada 2022, tetapi hanya untuk menutup selokan. "Kirain mau disambung bikin trotoar, ternyata enggak. Yang sekarang ini sih bisa dibilang bukan trotoar ya," lanjutnya. (Sar)