CBA Pertanyakan Biaya Perawatan Pesawat Kepresidenan Rp 45,7 Miliar

Adrian Calvin
Adrian Calvin
Diperbarui 10 Agustus 2021 16:42 WIB
Monitorindonesia.com - Center For Budget Analysis (CBA) mempertanyakan Menteri Setneg Pratikno, terkait angka nominal anggaran pengecatan pesawat kepresidenan atau pemeliharaan pesawat VVIP kepresidenan Dari penelusuran dokumen RUP (rencana Umum Pengadaan) Kementerian Sekretariat Negara pada tahun 2020, CBA mengungkap ada dua proyek untuk pemeliharaan pesawat VVIP kepresidenan sebesar Rp 45,7 miliar. Satu proyek dengan kode RUP 22432000 mempunyai anggaran sebesar Rp 25,7 miliar. Sedangkan dengan kode RUP 22433549 yang mempunyai nilai sebesar Rp 20 miliar. "Kemudian dari proyek sebesar Rp 45,7 miliar ini, banyak publik tidak tahu. Yang diiketahui publik adalah anggaran ngecat pesawat kepresidenan sebesar Rp 2,1 miliar. Sedangkan dua proyek pesawat kepresidenan sebesar Rp 45,7 miliar seperti disembunyikan dalam labirin kantor setneg sendiri," ujar Direktur CBA Uchok Sky Khadafi di Jakarta, Selasa (10/8/2021). Maka untuk itu, kata Uchok, pihak setneg sebaiknya memberikan penjelasan secara detail kepada publik biaya apa saja anggaran sebesar Rp45,7 miliar dikeluarkan. "Apakah anggaran sebesar Rp 45,7 miliar sudah termasuk untuk ngecat pesawat kepresidenan sebesar Rp 2,1 miliar. Karena alokasi anggaran Rp 2,1 miliar tidak ada dalam dokumen RUP," ucapnya. Kata Uchok, pihak setneg harus menjelaskan anggaran sebesar Rp 45,7 miliar dipakai untuk apa saja. "Misalnya, kalau ada kabel pesawat yang rusak, maka harus dijelaskan kabel merek apa atau perkakas seperti apa yang diperbaiki sehingga negara harus mengeluarkan anggaran yang begitu tinggi, sampai sebesar Rp 45,7 Miliar," katanya. Selanjutnya, selain anggaran diatas, pihak setneg juga mengeluarkan anggaran lain untuk program pesawat kepresidenan. Yaitu ada proyek pemeliharaan hanggar untuk pesawat kepresiden sebesar Rp 2,1 miliar. "Padahal pada tahun 2020 proyek pemeliharaan hanggar kepresidenan hanya sebesar Rp 1,1 miliar. Jadi Anggaran untuk proyek pemeliharaan hanggar kepresidenan dari tahun 2020 ke 2021 seperti disulap membengkak sebesar Rp 1 miliar," katanya lagi. Selain itu, sekretariat Negara juga harus menguras APBN untuk proyek - proyek pesawat kepresiden seperti pada tahun 2021 ada proyek CCTV untuk hanggar pesawat kepresiden sebesar Rp 148 juta. Dan pada tahun 2020, ada juga proyek-proyek yang boros, dan tidak masuk akal untuk pesawat kepresidenan seperti pemeliharaan kebersihan pesawat kepresiden sebesar Rp 2,1 miliar, kemudian proyek pemeliharaan mekanikal, elektrikal hanggar pesawat kepresidenan sebesar Rp 519 juta. Sehigga proyek-proyek seperti pemeliharaan pesawat kepresidenan ini, jadi tempat yang "basah" bagi setneg. "Bagimana tidak basah, dua proyek saja seperti pemeliharaan pesawat VVIP kepresidenan sebesar Rp 45,7 miliar, dengan memakai metode pengadaannya hanya penunjukan langsung. Jadi enak dong perusahaan yang ditunjuk jadi pemenang," tandasnya.[Lin]

Topik:

Pesawat Kepresidenan CBA