Mendagri Berang 4 Kepala Daerah di Sumbar Tidak Hadir Rakor Covid
![Adelio Pratama](https://monitorindonesia.com/storage/media/user/avatar/qm83HmrPQy3Utzf9SSKYUb2Q38qQ5ztwWXIBX93T.jpg )
Adelio Pratama
Diperbarui
17 Desember 2021 22:46 WIB
![Mendagri Berang 4 Kepala Daerah di Sumbar Tidak Hadir Rakor Covid](https://monitorindonesia.com/2021/12/WhatsApp-Image-2021-12-17-at-22.42.54.jpeg)
Padang, Monitorindonesia.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian berang karena empat kepala daerah di Sumbar tak hadir dalam rapat koordinasi (rakor) penanganan Covid-19 di Auditorium Gubernuran Sumatera Barat, Jumat (17/12/2021).
Menurutnya, keempat kepala daerah yang tak hadir itu adalah Bupati Solok Epyardi Asda, Wali Kota Payakumbuh Riza Falevi, Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran, dan Wali Kota Padang Hendri Septa, tidak akan mengerti arahan darinya karena tidak hadir.
"Saya mencatat beberapa kepala daerah tidak hadir di sini. Bupati Solok tidak hadir. Wali Kota Payakumbuh tidak datang, katanya ada acara. Kemudian Wali Kota Padang Panjang, Wali Kota Padang juga nggak hadir," kata Mendagri Tito.
Saya minta tolong disampaikan kepada publik. Kita akan mengamati keseriusan kepala daerah dalam penanganan covid dan vaksinasi ini," sambungnya.
Tito mengatakan rapat ini penting untuk menentukan langkah penanganan covid dan percepatan vaksinasi. Dia mengatakan kepala daerah seharusnya mengirimkan wakil kepala daerah atau sekda ke rapat agar bisa mengambil keputusan.
"Kalau yang datang wakilnya, fine. Sekda juga masih bisa, tapi kalau yang lain, saya tahu tidak akan bisa mengambil keputusan. Yang hadir harusnya yang bisa mengambil keputusan. Kita harus bergerak cepat. Kita berharap di akhir tahun sumbar bisa mencapai 70 persen atau lebih. Ini perlu dilakukan kolaborasi dengan jajaran TNI, Polri, dan semua bergerak," katanya.
Dia menyebut para kepala daerah yang absen itu tak akan tahu apa isi rapat tersebut. Mendagri menegaskan, arahan darinya bisa diartikan berbeda jika diteruskan oleh orang lain.
"Kalau tidak hadir, dia tidak akan tahu apa yang akan diomongkan. Yang disampaikan oleh stafnya, belum tentu sama. Yang saya sampaikan, Gubernur sampaikan, Kapolda sampaikan, Danrem sampaikan, belum tentu sama. Situasi dan kondisi tidak paham juga. Kalau tidak hadir, ya tidak mengerti," tukas Tito.
(Darlin)
Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya
Berita Terkait
Nusantara
![Cinta Ditolak, Pria Paruh Baya di Padang Perkosa Nenek Umur 60 Tahun Pelaku Pemerkosaan Seorang Nenek di Padang Pariaman [Foto: Ist]](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/pelaku-pemerkosaan-seorang-nenek-di-padang-pariaman.webp)
Cinta Ditolak, Pria Paruh Baya di Padang Perkosa Nenek Umur 60 Tahun
17 Juli 2024 12:16 WIB
Hukum
![Polri Diinjak-injak dalam Kasus Afif Maulana, Kapolri Didesak Evaluasi Kapolda Sumbar Irjen Suharyono Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (Foto: Istimewa)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/kapolri-kecelakaan-tol-japek-km58.webp)
Polri Diinjak-injak dalam Kasus Afif Maulana, Kapolri Didesak Evaluasi Kapolda Sumbar Irjen Suharyono
7 Juli 2024 04:39 WIB
Hukum
![Tegas! Ketua DPR Turun Tangan Desak APH Segera Tuntaskan Kasus Afif Maulana Ketua DPR RI, Puan Maharani (Foto: Ist)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/ketua-dpr-puan-maharani-foto-midhanis.webp)
Tegas! Ketua DPR Turun Tangan Desak APH Segera Tuntaskan Kasus Afif Maulana
4 Juli 2024 14:15 WIB