Sehabis Hari Raya Dipastikan Ekspor CPO akan Dibuka Kembali Oleh Jokowi

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 3 Mei 2022 16:35 WIB
Jakarta, MI - Dampak larangan ekspor minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) dan minyak goreng Indonesia akan menyebabkan penurunan harga domestik dan mendorong kenaikan harga di pasar lain seperti Malaysia. Namun, APPKSI (Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia) memproyeksikan, larangan tersebut kemungkinan akan berumur pendek karena akan berdampak negative terhadap profitabilitas produsen sawit di Indonesia dan penurunan mata pencaharian puluhan juta pekerja disektor sawit yang akan juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah daerah industri sawit. Seperti diketahuu, Pemerintah telah melarang ekspor CPO, minyak goreng, RBD (refined, bleached, and deodorised) palm oil, dan RBD palm olein sejak 28 April. Kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan dan menurunkan harga minyak goreng di pasar lokal. Dipastikan juga larangan ekspor CPO tidak akan memberikan dampak yang signifikan untuk menurunkan harga minyak goreng kemasan maupun curah. Sebenarnya naiknya harga minyak goreng baik curah maupun kemasan, yang berdampak pada daya beli masyarakat kecil dan ekonomi lemah serta pelaku usaha kecil sudah dicover oleh jaringan pengaman sosial berbentuk bantuan langsung tunai (BLT) oleh pemerintah, layaknya seperti penanganan kenaikan harga BBM yang juga dicover dengan BLT. Perlu dicatat didasarkan kebutuhan fisik mininum untuk seorang buruh dengan istri & dua anak membutuhkan 0,78 liter minyak goreng seminggunya artinya sebulan hanya dibutuhkan 3,12 liter, dengan BLT 100 ribu rupiah perbulan sudah terpenuhi 2 liter minyak goreng untuk keluarga penerima BLT, sisanya tentu ditutup dengan pengeluarannya setiap bulan yang hanya dibutuhkan untuk membeli 1,12 liter minyak goreng. Pelarangan ekspor CPO tidak akan lama paling juga habis lebaran dibuka kembali, karena perekonomian butuh bertumbuh dan lapangan kerja baru juga dibutuhkan akibat dampak Covid 19 yang sudah menyebabkan PHK besar besaran.