Pertamina Rugi Besar, Kinerja Ahok Patut Dipertanyakan

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 3 Juni 2022 22:55 WIB
Jakarta, MI - Pengamat Ekonomi senior Rizal Ramli menilai kinerja Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) patut untuk dipertanyakan. Bagaimana tidak, PT Pertamina (persero) dilaporkan merugi Rp191 triliun di tahun 2021. Sementara Petronas perusahaan minyak milik Malaysia pada periode yang sama malah mendapat keuntungan senilai Rp853 triliun. "Kok bisa Pertamina rugi Rp 191 Trillun, tapi Petronas untung Rp 853 Trilliun 2021?," kata Rizal Ramli melalui akun Twitter miliknya, @RamliRizal, dikutip pada Jum'at (3/6). Padahal, kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia itu, harga bahan bakar minyak (BBM) di Malaysia relatif lebih murah dari Indonesia. Untuk itu, ia mempertanyakan kinerja Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati. "Ahok memang bacot gede???? ? Nieke piye ?," ujarnya. Sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani menyebutkan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor energi, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) mengalami kerugian dalam jumlah cukup besar. Disebutkan, kondisi itu tak terlepas dari lonjakan harga komoditas energi, yakni batu bara dan minyak mentah yang jadi bahan baku produksi kedua BUMN tersebut. "Untuk Pertamina tadi kita lihat arus kas defisitnya estimasinya mencapai 12,98 miliar dolar AS (Rp191,2 triliun)," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Banggar DPR RI, Kamis, 19 Mei 2022. Sementara itu dalam keterangannya, Petronas sepanjang 2021 membukukan laba setelah pajak sebesar RM48,6 miliar atau sekitar Rp167,3 triiun (kurs Rp3.442 per ringgit) ditopang pendapatan yang tercatat RM248,0 miliar atau setara Rp853,6 triliun. Capaian laba bersig Petronas 2021 adalah tertinggi sejak 2018. [Ode]