Kapal Super Tanker Berbendera Iran Ditangkap di Laut Natuna

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 11 Juli 2023 17:38 WIB
Jakarta, MI - Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) menangkap kapal super tanker berbendera Iran MT Arman 114, pada Jumat (7/7). Kapal tersebut kedapatan melakukan aktivitas ilegal di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) di Laut Natuna Utara. Aktivitas ilegal itu transhipment atau pemindahan muatan dari satu kapal ke kapal lain dengan kapal berbendera Kamerun, MT STinos, yang kabur, membuang limbah, dan melakukan pengelabuan automatic identification system (AIS). Kepala Bakamla Laksamana Madya Aan Kurnia mengatakan, proses penangkapan tersebut turut didukung oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) mengingat kapal tersebut sempat kabur ke yurisdiksi perairan Malaysia. Aan mengatakan KN Pulau Marore yang melakukan pengejaran terhadap kapal tersebut, sempat berkomunikasi dan memerintahkan kapal tersebut untuk berhenti. Namun, instruksi itu tidak didengarkan dan kapal tersebut berusaha kabur. "Karena tidak mau berhenti, kita tetap melaksanakan sesuai aturan. Jadi kita ada tahap prosedur aturan untuk menghentikan kapal, mulai dari komunikasi, kemudian agak keras bicaranya, kemudian melakukan tembakan peringatan itu sudah kita laksanakan," kata Aan saat konferensi pers di Markas Besar Bakamla Jakarta, Selasa (11/7). "Tembak ke udara, ke depan, ke haluan, buritan kapal, dia tetap tidak mau berhenti," imbuhnya. Aan mengungkapkan, kapal MT Arman 114 akhirnya bisa dihentikan setelah tujuh personel unit khusus dari APMM turun ke atas kapal dengan menggunakan helikopter. Kemudian, personel Bakamla dan APMM berkoordinasi untuk mengamankan kapal berbendera Iran itu. Sedangkan kapal MT STinos berbendera Kamerun berhasil kabur. Aan menyebut personel APMM lalu menyerahkan kapal berbendera Iran itu kepada personel Bakamla. "Alhamdulillah hari Ahad (9/7/2023) menjelang malam sudah sampai Batam kapal ini dan sedang kita proses," kata Aan. Kapal MT Arman 114 tersebut, kata Aan, bermuatan bahan bakar sebesar 272 ribu matrik ton atau 2,3 juta barrel. Muatan itu ditaksir senilai Rp4,6 triliun. Kapal tersebut memiliki panjang 330 meter. "Ada 29 orang (di atas kapal tersebut), penumpangnya ada istrinya nahkoda sama anaknya. Ini masih kita dalami. Sebagian besar Iran, sama Mesir. Ini makanya kita melibatkan imigrasi, Kementerian Luar Negeri, dan semua (instansi terkait)," ungkapnya.