Banjir Berdampak pada 55.786 Keluarga di Soppeng, 2 Rumah Hanyut

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 7 Desember 2021 18:31 WIB
Makassar, Monitorindonesia.com – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan Muhammad Firda menyatakan banjir di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan berdampak pada 55.786 keluarga. "Satu orang meninggal dunia dan 2 korban (yang terseret arus), satu sudah ditemukan dan satu masih dicari. Jalur akses jalan dari Soppeng ke Wajo masih belum bisa dilalui karena banjir," katanya di Makassar, Selasa (7/12/2021). Di Kabupaten Soppeng, menurut Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Sulawesi Selatan Andi Wahid, banjir antara lain melanda Desa Macille di Kecamatan Lalabata; Desa Ganra, Belo, dan Lompulle di Kecamatan Ganra; serta Desa Kessing, Totong, dan Leworeng di Kecamatan Donri-Donri. Selain itu banjir meliputi wilayah Kelurahan Ujung, Macanre, Pajalesang, Cabenge, Baringeng, Kebo, dan Paroto di Kecamatan Liliriau; Desa Tinco dan Kampiri di Kecamatan Citta; Kelurahan Attangsalo, Kaca, Batu-batu, Limpo Majang, Manongrasalo, dan Panincong di Kecamatan Marioriwawo; serta Desa Jampu di Kecamatan Liliriaja. Andi mengatakan bahwa BPBD berkoordinasi dengan otoritas pemerintah setempat menyalurkan bantuan bagi warga yang terdampak bencana banjir di Soppeng dan sekitarnya. Disapu banjir Sebelumnya, BPBD Kabupaten Soppeng melaporkan dua rumah di Kelurahan Ompo, Kecamatan Lalabata, disapu arus deras sungai saat banjir bandang. Rumah semi permanen itu dibawa arus Sungai Ompo lalu menghantam jembatan, makanya hancur. “Seluruh penghuni rumah sudah dievakuasi dan berada di tempat yang aman," ujar Kepala BPBD Soppeng Sahrani Razak, Senin. Ia mengatakan rumah tersebut terseret air saat air sungai meluap Senin pagi hingga terbawa arus lalu menghantam jembatan penghubung antarkelurahan. Material rumah tersebut ikut dibawa arus air yang cukup kuat. Air sungai mulai naik pada Senin dini hari akibat hujan deras sejak Minggu (5/12) hingga hari ini. BPBD Soppeng telah mengirim Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk mengevakuasi warga setempat yang tinggal di bantaran sungai karena debit air terus naik ke permukaan hingga meluber ke pemukiman warga. Selain mengevakuasi warga, tim juga mendata jumlah keluarga yang terdampak bencana untuk segara dilaporkan guna penanganan lebih lanjut. BMKG telah memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang masih akan berlangsung hingga Rabu (7/12). BBMKG Wilayah IV Makassar juga telah mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di Sulsel sejak 5-7 Desember 2021. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang berpotensi terjadi di Sulsel bagian barat, meliputi Pinrang, Parepare, Barru, Pangkep, Maros, Gowa, Makassar, dan Takalar. Selain itu, Sulsel bagian tengah, yakni Soppeng dan Sidrap, serta Sulsel bagian utara, yakni Enrekang, Luwu Luwu Utara, Luwu Timur, Toraja Utara, dan Tana Toraja.   Sumber: Antara