Hujan Lebat Lebih 24 Jam Akibatkan Wilayah Nusawungu Cilacap Terendam Banjir

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 18 Maret 2022 19:36 WIB
Cilacap, Monitorindonesia.com - Hujan deras yang mengguyur wilayah Cilacap sejak Kamis (17/3/2022) hingga Jumat (18/3/2022) dini hari mengakibatkan Kecamatan Nusawungu terendam banjir untuk kedua kalinya. Sebelumnya, wilayah ini terendam banjir akibat hujan deras pada Selasa (15/3/2022) malam. Banjir di Nusawungu kali ini juga disebabkan air kiriman dari Sungai Gatel yang menggenangi Desa Karanggedang, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas. Juga limpasan dari Sungai Bodo dan Sungai Ijo di perbatasan Cilacap dan Kebumen. "Tapi insya Allah hari ini tidak ada hujan lagi, mungkin nanti siang sudah mulai surut kembali," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap, Wijonardi. Selain di Nusawungu, banjir juga menggenangi ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kroya, Cilacap dengan Banyumas sepanjang 500 meter. Ruas jalan nasional di Desa Jambusari, Jeruklegi juga terendam dan mengakibatkan arus lalu lintas sempat macet. "Ruas jalan di sekitar Pasar Lebeng dan Desa Dondong, Kecamatan Kesugihan, juga sempat tergenang akibat limpasan air sungai. Namun pagi ini sudah surut kembali," sambung Wijonardi. Ia menambahkan, sejumlah warga di Nusawungu minta dievakuasi mengingat genangan air makin meninggi. Untuk itu, BPBD Cilacap menyiapkan sejumlah lokasi pengungsian guna mengantisipasi meluasnya dampak banjir. "Kami sudah siapkan Balai Desa Kedungbenda untuk transit dan diteruskan ke aula SMK Negeri Nusawungu di Desa Klumprit," ujarnya. Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meterologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo menjelaskan, bencana banjir yang melanda Kabupaten Cilacap dan Banyumas dipicu hujan dengan intensitas sangat lebat pada Kamis (17/3/2022) malam hingga Jumat dini hari. "Berdasarkan pantauan curah hujan di sejumlah lokasi pada tanggal 18 Maret 2022, curah hujan yang terjadi di Kabupaten Cilacap, Banyumas, dan Purbalingga masuk kategori lebat hingga sangat. Bahkan ada yang masuk kategori ekstrem," katanya. Menurutnya, data curah hujan yang terpantau di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Jeruklegi, Cilacap tercatat mencapai 215 milimeter atau masuk kategori ekstrem, karena lebih dari 150 milimeter selama 24 jam. Curah hujan di Klapagading, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, katanya, tercatat 114 milimeter, dan di Losari, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga sebesar 102 milimeter, sehingga masuk kategori sangat lebat. Sedangkan di Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap tercatat 79 milimeter, Pos Meteorologi Bandara Tunggul Wulung Cilacap sebesar 58 milimeter, dan di Kedungreja Cilacap mencapai 85 milimeter, masuk kategori lebat.   "Hujan sangat lebat jika curah hujan dalam 24 jam berkisar 100-150 milimeter, hujan lebat jika berkisar 50-100 milimeter," ungkap Teguh. Berdasarkan analisis cuaca sementara, angin pada ketinggian 3.000 feet yang didominasi dari arah tenggara di wilayah Jawa Tengah menyebabkan peningkatan pembentukan awan Cumulonimbus (Cb) akibat efek orografis di wilayah selatan pegunungan Jateng, dengan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir yang dapat disertai dan/atau didahului angin kencang. Selain itu, kelembaban relatif yang tinggi pada lapisan 850 dan 700 milibar (mb) berkisar 70-80 persen dan 90-100 persen, didukung dengan nilai indeks labilitas yang cenderung labil di wilayah kejadian mendukung untuk terbentuknya awan Cumulonimbus di sekitar wilayah Cilacap dan sekitarnya. "Analisis citra satelit Himawari pada pukul 23.30 WIB hingga 04.00 WIB, tanggal 17-18 Maret 2022 menunjukkan pertumbuhan awan konvektif (Cumulonimbus) dengan suhu puncak awan hingga minus 100 derajat Celcius," kata Teguh. Kondisi tersebut, ucapnya, memicu terjadinya hujan dengan intensitas lebat dan sangat lebat, bahkan ekstrem di sejumlah wilayah Cilacap dan Banyumas, Kamis (17/3/2022) hingga Jumat (18/3/2022) dini hari yang berdampak banjir. (esp)

Topik:

Banjir Cilacap bpbd cilacap