Dedi Mulyadi Buka Suara soal Kritikan Siswa Nakal Masuk Sekolah Militer


Bandung, MI - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi mendadak menjadi sasaran kritik, terkait kebijakannya yang meminta pelajar mengikuti sekolah militer.
Menanggapi kritikan tersebut, Dedi mengatakan pelajar yang mengikuti sekolah militer, hanya mereka yang sudah mengarah pada tindakan kriminal. Selain itu, pun harus berdasarkan persetujuan dari orang tua.
"Yang sudah mengarah pada tindakan-tindakan kriminal dan orang tuanya tidak punya kesanggupan untuk mendidik, itu yang diserahkan. Kalau orang tuanya tidak menyerahkan, kita tidak akan menerima," kata Dedi di Rindam III Siliwangi, Kota Bandung, Jumat (2/5/2025).
Dijelaskan Dedi Mulyadi, program ini bukan paksaan, melainkan respons atas permintaan orang tua, yang menyerahkan anak-anaknya karena tak lagi mampu membina di rumah. Ia mencontohkan, daerah Purwakarta yang sudah menerapkan program ini sejak awal.
"Orang tuanya datang ke Dinas Pendidikan, ke bupati, lalu anaknya dikirim ke barak Resimen 1 Stirayuda Kostrad," ujarnya.
Meski menuai kontroversi terkait sekolah militer untuk pelajar, Dedi menegaskan pelajar-pelajar ini tetap mengikuti pendidikan formal, hanya saja dengan pola dan lingkungan yang lebih disiplin.
"Mereka tetap sekolah, gurunya tetap mengajar di sana. Gizinya cukup, olahraga cukup, istirahat cukup. Saya lihat mereka justru happy," tandasnya.
Saat ini, tercatat sudah ada 69 pelajar yang menjalani program tersebut, 39 dari Purwakarta dan 30 dari Kota Bandung.
Sebelumnya, Imparsial mengkritik keras rencana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, mengirim siswa SMA nakal ke barak TNI untuk pembinaan. LSM yang fokus pada isu hak asasi manusia (HAM) itu menilai, kebijakan tersebut sangat berbahaya dan berpotensi mempertebal budaya kekerasan di kalangan siswa.
“Imparsial memandang rencana kebijakan yang sedang disusun Dedi Mulyadi tersebut tidak hanya bentuk nyata militerisasi di ranah sipil, tetapi juga bertentangan dengan prinsip hak asasi manusia,” kata Direktur Imparsial, Ardi Manto Adiputra, Jumat (2/5/2025).
Menurutnya, pelibatan militer untuk menjawab persoalan siswa nakal jelas menyalahi fungsi TNI. Sebagai pemimpin sipil, Dedi Mulyadi sudah sepatutnya menyadari adanya garis demarkasi antara urusan sipil dan urusan militer.
“Rencana kebijakan ini menunjukan sikap inferioritas sipil terhadap militer yang dalam tahap tertentu berbahaya bagi kehidupan sipil dan demokrasi,” tandasnya.
Topik:
Dedi Mulyadi Siswa Nakal Masuk Sekolah MiliterBerita Sebelumnya
Pemprov Banten Bebaskan Ijazah 70 Alumni yang Ditahan Pihak Sekolah
Berita Terkait

Komunitas Ojol bersama TNI-Polri dan Warga Bersih-bersih di Depan Gedung DPRD Jabar, Ini kata Dedi Mulyadi
3 September 2025 16:05 WIB

Dedi Mulyadi: Pemprov Jabar Larang Penggunaan dan Penjualan Knalpot Brong hingga Tingkat RT
27 Agustus 2025 13:05 WIB

Dedi Mulyadi Apresiasi Pembatalan Rencana Aksi Unjuk Rasa dari SP3JB
24 Agustus 2025 15:21 WIB

Dedi Mulyadi Himbau seluruh Bupati dan Wali Kota di Jabar untuk Bebaskan Tunggakan Pajak PBB
15 Agustus 2025 18:38 WIB