Universitas Terbuka Gelar Webinar, Dorong Pekerja Migran Berani Berwirausaha

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 5 September 2023 21:07 WIB
Jakarta, MI - Universitas Terbuka (UT) menggelar, webinar yang bertajuk 'Peningkatan literasi Keuangan dan Jiwa Kewirausahaan Bagi Perempuan Migran Indonesia di Hong Kong', pada Minggu (3/9). UT yang menginjak usia ke-39 tahun, semakin mengukuhkan posisinya di dunia pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh. Mahasiswa UT tidak hanya berada di Indonesia, tetapi juga tersebar di 51 negara. Salah satunya berada di Hong Kong. Bank Dunia memperkirakan jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri sekitar 9 juta orang. Sementara data statistik dari Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menunjukkan sepanjang 2015-2019 jumlah penempatan PMI rata-rata sekitar 266.000 orang per-tahun. Dari angka tersebut, perempuan PMI masih mendominasi dengan proporsi sekitar 60-70% yang mayoritas bekerja pada sektor informal. Menyikapi hal tersebut, UT sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang memiliki tugas melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, diantaranya Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) merasa penting untuk melakukan peningkatan literasi PMI melalui program pelatihan literasi keuangan dan wirausaha. Kegiatan dalam bentuk pelatihan secara daring ini sangat penting agar penghasilan PMI dapat dikelola secara maksimal, motivasi perilaku menabung (saving), berinvestasi, berasuransi dan perencanaan pensiun sebagai pekerja migran. Selain itu, pengelolaan remitansi dan keuangan yang tepat sasaran juga bisa memperbaiki taraf hidup pekerja migran dan keluarganya. Umumnya perempuan PMI akan kembali ke Indonesia, bila tingkat tabungan yang dikumpulkan dirasakan sudah cukup mampu untuk meningkatkan taraf hidup keluarga atau bila mereka mendapatkan pekerjaan yang layak di Indonesia. Salah satu negara tujuan keberangkatan utama perempuan PMI adalah Hong Kong. Selain faktor gaji yang lebih besar, pemerintah Hong Kong juga memberikan jaminan perlindungan bagi PMI, serta hak cuti pada hari Minggu. Jumlah PMI di Hong Kong saat ini sebanyak 160 ribu orang dan 90% diantaranya adalah perempuan. Para perempuan PMI pergi ke luar negeri bermodalkan pendidikan yang rendah, sehingga mayoritas mereka bekerja di sektor informal sebagai pekerja rumah tangga. Data BP2MI (per Pebruari 2021) mayoritas tingkat pendidikan PMI adalah lulusan SMP sebanyak 1.568 orang, SMA sebanyak 1.470, SD sebanyak 1.111 orang, D3 sebanyak 66 orang, dan Sarjana sebanyak 18 orang. Rendahnya tingkat pendidikan perempuan PMI berdampak terhadap berbagai persoalan yang diterima, seperti upah rendah, jam kerja yang tinggi dan berbagai bentuk kekerasan. Selain itu, pendidikan PMI yang rendah juga mempengaruhi terhadap manajemen dan pengelolaan keuangan. Menurut Dosen Prodi Ilmu Administrasi Negara UT, sekaligus direktur UT Ambon, Yuli Tirtariandi El Anshori mengatakan, tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan dasar, tentang literasi keuangan pribadi untuk para PMI yang berada di Hong Kong. UT juga mendorong, agar PMI dapat mengelola keuangan sehari-hari dan diharapkan para pekerja dapat mencapai kesejahteraan. “Kami juga mendorong jiwa wirausaha perempuan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebagai bekal ketika kembali ke Indonesia nanti bisa menjadi wirausahawan yang mandiri,” kata Yuli. Adapun narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan webinar ini ialah narasumber dari UT yaitu Dr. Erlambang, Dr. Pardameyan Daulay, dan Yuli Tirtariandi El Anshori. Sementara narasumber lainnya adalah Micro Banking Manager Bank Mandiri, Nidia Galuh dan Product Manager Bank Mandiri Deni Saputra, Sementara bertindak sebagai moderator, Mahasiswa Prodi Ilmu Hukum UT Hong Kong, Wahyu Nara. Webinar diikuti oleh sekitar 60 orang mahasiswa UT yang menjadi PMI di Hong Kong.   #Universitas Terbuka Gelar Webinar