Beasiswa Universitas Karya Persada Muna Dinilai Tidak Transparan

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 13 November 2023 04:11 WIB
Universitas Karya Persada Muna (UKPM) (Foto: Ist)
Universitas Karya Persada Muna (UKPM) (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Universitas Karya Persada Muna (UKPM) Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki program beasiswa dengan kuota 437 orang. Namun pada tahun ini yang lolos hanya 217 orang. Hal ini tentunya membuat harapan mahasiswa yang tak lolos itu sirna.

Seperti dialami oleh mahasiswa berinisial E yang sudah yakin telah memenuhi persyaratan itu namun tetap saja dinyatakan tidak lolos. Padahal, orang tuanya bukan PNS, bukan TNI/Polri, bukan pegawai BUMN dan bukan pula pengusaha kaya. Sementara pihak kampus belum menjelaskan apa penyebab mahasiwa dari keluarga petani itu.

Atas hal ini, keluarga mahasiswa itu berinisial H menilai ada ketidaktransparanan dalam penerimaan beasiswa mahasiswa itu. "Semua syarat yang ditentukan saya kira sudah memenuhinya. Seharusnya masuk dalam kouta yang ditentukan itu. Saya nilai kampus ini tidak transparan juga," kata H saat ditemui Monitoridonesia.com, Senin (13/11). 

"Kami kan dari keluarga bukan PNS, bukan TNI/Polri, bukan pegawai BUMN dan bukan pengusaha kaya. Adik saya ini juga sesuai dengan persyaratan itu yakni lulus tahun 2022," sambungnya.

Selain itu, E juga telah melampirkan syarat lainnya yakni foto copy KTP, foto copy KK, foto copy ijasah SMU, SMK, STM atau sederajat atau SKL/SKHU, foto copy KTP kedua orang tua. 

H pun menduga bahwa kampus tersebut hanya mengiming-imingi program beasiswa, sehingga kemudian banyak anak-anak yang merasa kurang mampu dan memberanikan diri untuk mendaftar di kampus yang notabenenya belum lama menjadi sebuah kampus tersebut.

"Karena yang mendaftar bukan saja dari Muna dan Muna Barat, akan tetapi banyak dari kabupaten-kabupaten lain, seperti Kabupaten Bombana, Morowali dan lain sebagainya  telah mendaftar di UKPM," beber H lebih lanjut.

Menurut H, dari 217 orang itu seharusnya ditelusuri dulu, apakah benar mereka termasuk orang tidak mampu. "Bisa saja mereka yang lolos ini dari keluarga yang mampu. Bagiamana dengan mereka yang lainnya tak lolos juga padahal dia keluarga tak mampu pula," jelasnya.

"Jangan pernah memaksakan keadaan kalau memang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Karena itu akan ditagih terus oleh mahasiswa, kasihan mereka yang mungkin saja termasuk orang yang tidak mampu. Tapi harapannya sirna," timpalnya.

H pun berharap kepada pihak kampus tersebut agar lebih fair dalam penerimaan mahasiswa penerima beasiswa ini. "Yang menentukan mahasiswa lolos itukan dikembalikan ke pihak kampus, sementara kementerian di pusat hanya menyediakan kouta," menurut Hasan.

Sebelumnya, pemilik Yayasan Universitas Karya Persada Muna, Albert menyatakan bahwa pihaknya sebelumnya telah mengusulkan untuk calon mahasiswa penerima beasiswa sebanyak 437 orang, namun yang tercover hanya 217 orang. Usulan tersebut berdasarkan data yang dimiliki oleh pihak kampus yang diajukan di kementerian. 

Adapun jumlah mahasiswa yang lolos dan tidak sebagai penerima beasiswa itu, pihaknya tidak tahu menahu. "Jadi kuota maba yang tidak lolos sebagai calon penerima beasiswa ini pihak kampus tidak mengetahui karena yang tentukan di kementerian pusat. Kami hanya sebatas mengusulkan saja dan pengusulan ini terjadi di semua perguruan tinggi," jelasnya.

Menurutnya, pihak kampus tidak ada niatan mengimingi-imingi maba apalagi menipu. Kemungkinan, para maba atau para orang tua belum memahami hal yang di maksud. "Hanya miss komunikasi," katanya.

Menurut Albert, pihaknya selama ini sudah memberikan kebijakan bagi mahasiwa baru meskipun tidak mendapat beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) yakni mendapatkan pengurangan biaya UKT dari Rp 2,4 juta menjadi Rp 900 ribu per semesternya.

"Maka sisa inilah yang dibayarkan maba dalam tiap semesternya, itupun bayarnya dicicil sebab hal ini kebijakan dari Rektor. Kami pun tidak memaksakan hal ini, buktinya saja bahkan sampai saat ini ada maba yang belum membayar UKT," ungkapnya.

Untuk itu, Albert berharap bagi maba yang tidak puas dengan informasi yang diberikan oleh pihak kampus, ia siap menemui orang tua dan maba tersebut untuk diberi pemahaman agar tidak ada miss komunikasi. Begitupun mahasiswa lainnya. 

Sebagaimana diketahui bahwa, beasiswa tahun 2023 ini menjadi pilihan utama bagi calon mahasiswa yang memiliki potensi akademik dan ingin meraih kesuksesan di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Banyak pihak yang menawarkan program beasiswa ini setelah Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) resmi digelar.

Beasiswa tersebut diberikan dengan persyaratan dan jumlah kuota tertentu. Bentuknya beragam, bisa berupa pembebasan biaya semester, pembebasan biaya pendaftaran, uang saku bulanan, dan lain-lain.

Tiap penyelenggara memiliki kriteria tertentu untuk penerima beasiswannya. Biasanya, beasiswa tersebut diberikan setelah calon mengikuti serangkaian tes atau seleksi administrasi terlebih dahulu. Jika dianggap memenuhi syarat, calon mahasiswa akan mendapatkan bantuan yang telah disiapkan oleh penyelenggara. (An)