Mahasiswa UNSRI Mengaku Diintimidasi Pihak Kampus jika Ikut Demo di Jakarta

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 11 April 2022 15:27 WIB
Jakarta, MI - Mahasiswa di Universitas Sriwijaya (Unsri), Palembang, Sumatera Selatan mengaku diintimidasi pihak kampus agar tak menggelar atau mengikuti aksi unjuk rasa 11 April menolak wacana presiden tiga periode, penundaan pemilu, hingga menuntut tolak kenaikan harga BBM. Presiden Mahasiswa Unsri, Hansen Febriansyah mengaku dirinya menjadi salah satu yang mendapat panggilan dan ancaman dari pihak kampus terkait aksi nasional (11/4). Termasuk dirinya, Hansen mengatakan ada tiga mahasiswa dipanggil melalui surat pemanggilan menghadapnya pada Ahad (10/4) pukul 10.00 WIB. Dua rekannya memenuhi panggilan tersebut, sementara Hansen tidak. Hansen berdalih tak bisa memenuhi surat panggilan itu karena sedang dalam perjalanan menuju Jakarta untuk mengikuti aksi 11 April bersama massa BEM Seluruh Indonesia hari ini. Menurut keterangan Hansen, pemanggilan tersebut mengenai evaluasi kegiatan unjuk rasa 7 April lalu dan nasihat untuk tidak ikut aksi 11 April. Tak hanya nasihat, Hansen menyebut mahasiswa juga mendapat ancaman. “Bahwa yang ikut aksi nasional di Jakarta tanggal 11 April 2022 mendapatkan ancaman akan diberikan surat kepada orang tua,” ujar Hansen dikutip, Senin (11/4). Hansen menambahkan bahwa para mahasiswa fakultas yang ingin ikut aksi kemudian menarik diri setelah surat edaran tersebut keluar. “Takut imbasnya mungkin,” kata Hansen. Menurut informasi terakhir, Hansen berangkat seorang diri menuju Jakarta sebagai perwakilan dari Universitas Sriwijaya dalam aksi nasional 11 April ini. Sementara terkait dugaan intimidasi kampus via pemanggilan dan surat edaran tersebut, belum ada pernyataan resmi dari pihak rektorat Unsri. Dalam foto surat edaran dari rektorat tercatat ada empat poin yang intinya meminta para mahasiswa tidak berunjuk rasa baik di Jakarta maupun daerah lainnya. Berikut Surat Edaran (SE) dari Rektorat Universitas Sriwijaya, Nomor : 002/UNG/SE.BAK. Ak/2022 Berdasarkan hasil rapat pimpinan tanggal 9 April 2022 dan Memperhatikan Isu-Isu yang berkembang akhir-akhir ini dari sumber yang tidak jelas, maka disampaikan hal hal berikut ini : 1. Universitas Sriwijaya menjunjung tinggi kebebasan penyampaian pendapat dimuka Umum dengan cara yang baik dan benar. 2. Dihimbau kepada seluruh Dekan Fakultas, Ketua Jurusan, Koordinator Program Studi agar menyampaikan keseluruh Dosen dan anak didiknya untuk tidak ikut-ikutan ajakan melakukan unjuk rasa yang berasal dari sumber informasi yang tidak jelas baik berasal dari luar maupun dari dalam 9-perintah untuk mengikuti unjuk rasa ke Wilayah Jakarta maupun daerah lainnya. 3. Bagi yang tetap ingin melakukan aksi unjuk rasa tidak boleh mengatasnamakan Universitas Sriwijaya serta memakai atribut Universitas Sriwijaya. 4. Bagi yang tetap ingin melakukan aksi unjuk rasa merupakan tanggungjawab pribadi masing-masing. Tembusan 1. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 2. Dirjend Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek. 3. Rektor Universitas Sriwijaya. 4. Wakil Rektor dalam Lingkup Universitas Sriwijaya. Sebagai informasi, pada hari ini di Jakarta, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bakal menggelar aksi demonstrasi menolak perpanjangan masa jabatan presiden di Gedung DPR. Koordinator Media BEM SI Luthfi Yufrizal mengatakan pihaknya sengaja melakukan aksi di Gedung DPR dengan harapan para wakil rakyat tetap menjalankan amanat konstitusi dengan tidak memperpanjang masa jabatan presiden. “Karena kita ingin memastikan konstitusi yang ada berjalan. Maka dari itu kita akan mengawal dari UU dan memastikan DPR RI melaksanakan konstitusi dengan baik sesuai dengan yang sudah ada,” ujarnya. (La Aswan)