RI Siap Gandeng Investor Kendaraan Listrik, DPR Ingatkan Hal Ini

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 10 Juni 2022 20:00 WIB
Jakarta, MI - Anggota Komisi VII DPR RI F-PKB, Ratna Juwita menyambut baik soal keterlibatan investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia untuk mengembangkan industri kendaraan listrik. Pasalnya, saat ini, kendaraan listrik merupakan transportasi masa depan dunia yang ramah lingkungan. Namun, sumber listrik yang masih didominasi pembangkit fosil menjadi salah satu kendalanya. Ratna menjelaskan, Indonesia sendiri memiiki cadangan dan produksi mineral yang besar sebagai bahan baku baterai. Salah satunya, nikel yang mencapai 24% dari total produksi di dunia. Menurutnya, tentu ini menarik minat para calon investor untuk berinvestasi di Indonesia. Apabila itu semua terealisasikan, tak dipungkiri, ke depan, Indonesia bakal jadi raja baterai dunia. "Tadi Raker dengan Kemenko Marves mendengar hasil paparannya, pemerintah sangat serius menggarap sektor ini dan konsen untuk mendapatkan kerja sama dengan investor besar yang bermain di industri kendaraan listrik," ujar Ratna, Jum'at (10/6). Meski demikian, Ratna mengingatkan agar industri kendaraan listrik ini harus 'clean energy yang end to end' guna mendukung transisi energi dalam mencapai Net Zero Emission 2060. "Selain harus green product juga, begitu juga dengan sumber daya listriknya harus clean energy," imbuhnya. Terkait Rencana Undang-undang Energi Baru Terbarukan/RUU EBT, ia menegaskan bahwa RUU EBT sudah diharmonisasi dengan Badan Musyawarah (Bamus) dan akan segera diparipurnakan. "Kemungkinan diparipurnakan dalam masa sidang ini. Saya berharap legislasi RUU EBT bisa di follow up dengan regulasi turunanannya dan diimplementasikan dengan baik," pungkasnya.