Kasus Gagal Ginjal Akut Saling Lempar Tanggung Jawab, DPR Bakal Rapat Gabungan!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 7 November 2022 12:55 WIB
Jakarta, MI - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra,  Andre Rosiade meminta kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI agar menggelar rapat gabungan dengan Komisi IX DPR terkait kasus gagal ginjal akut yang sepertinya pihak-pihak tertentu saling lempar tanggung jawab. "Kami di Komisi VI sudah meminta kepada pimpinan DPR RI untuk diadakan rapat gabungan dengan Komisi IX, agar dapat mendengarkan penjelasan dari semua pihak, dan agar tidak saling menuding, atau lepas tanggung jawab," kata Andre dalam cuitannya di Twitter dikutip Monitor Indonesia, Senin (7/11). Tak hanya itu saja, Andre Rosiade juga sebelumnya mendesak pencopotan Kepala BPOM, Penny Lukito agar dicopot dari jabatannya, karena sudah 178 anak di Indonesia yang tewas akibat gangguan ginjal akut. "Kepala BPOM itu menyalahkan Kementerian Perdagangan, ya kan itu yang terjadi. Jadi ada yang saya tonton adalah BPOM itu buang tanggung jawab dan menyalahkan Kementerian Perdagangan," kata Angota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra,  Andre Rosiade, Minggu (6/11/2022). Padahal, tegas dia, Kementerian Perdagangan menyampaikan kepada pihaknya, Impor itu (obat) adalah atas rekomendasi dari Kementerian Kesehatan. "Jadi terlihat sekali BPOM tidak mau disalahkan," sindirnya. Menurut Andre, sikap saling menyalahkan ini akan menjadikan BPOM sebagai lembaga birokrasi yang tidak mau disalahkan, contohnya saat Pandemi Covid-19 yang kini juga melanda Indonesia. “Jadi terlihat sekali di sini BPOM tidak mau disalahkan. Dari awal vaksin kita lihat, urusan vaksin saja lama sekali. Ini birokrasi yang luar biasa,” tuturnya. Andre menambahkan data yang membuktikan bahwa BPOM abai dalam melakukan pengawasan, oleh sebab itu, sambungnya, Kemendag tak bisa disalahkan sebab hanya bertugas mengeluarkan persetujuan impor yang telah mendapat rekomendasi dari Kementerian Kesehatan. “Seharusnya kan BPOM itu mengawasi hasil produksi obat. Jadi setiap bahan baku yang masuk dan jadi obat itu kan diawasi oleh BPOM, ini layak gak, ini membahayakan kesehatan gak, jangan tiba-tiba BPOM buang badan jauh banget ke Kemendag,” pungkasnya. Sebelumnya, Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan pihaknya tak bisa mengawasi bahan baku obat itu, karena importasinya tidak melalui surat keterangan impor (SKI) BPOM. Penny juga telah menyampaikan hal itu pada Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat rapat terbatas bersama Kementerian Kesehatan. Dia menjelaskan bahwa bahan obat berupa pelarut bisa juga digunakan oleh berbagai macam industri, seperti cat dan tekstil. Sementara jika termasuk pharmaceutical grade, pengawasannya tetap harus melewati BPOM terlebih dahulu. “Namun saat ini peraturan itu belum ada. Sehingga ini masuk, sehingga gap itulah yang dimanfaatkan oleh para penjahat yang memanfaatkan,” bebernya. Menurut Penny, banyak importir, distributor dan industri farmasi yang ‘bermain’ memanfaatkan celah tersebut. Ia juga menduga permasalahan harga yang sangat tinggi menjadi penyebab penggunaan bahan ilegal itu terjadi. Pasalnya, bila semakin dimurnikan, kata Penny, harga bahan baku pharmaceutical grade semakin berbeda dengan bahan baku kimia yang bukan pharmaceutical grade. Juru bicara (jubir) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan, per 3 November 2022 total jumlah kasus gangguan ginjal akut pada anak sebanyak 323 kasus. Syahril menyampaikan, kasus gangguan ginjal akut tersebut sudah tersebar di 28 provinsi seluruh Indonesia. “Dari 28 provinsi, ada yang dirawat masih 34 orang,” kata Syahril, di Jakarta, Jum’at (4/11/2022). Secara rinci untuk lima provinsi teratas, DKI Jakarta total kasus mencapai 82 orang. Hingga saat ini terdapat 10 orang yang masih dirawat, dan dinyatakan sembuh sebanyak 28 orang. Adapun kasus kematian di DKI Jakarta sebanyak 44 orang. Jawa Barat total kasus sebanyak 41 orang, dirawat 5 orang, sembuh 13 orang, dan dinyatakan meninggal 23 orang. Kemudian, Aceh total kasus sebanyak 32 orang, dirawat 2 orang, sembuh 6 orang, meninggal dunia 24 orang. Selanjutnya Jawa Timur total kasus sebanyak 26 orang, dirawat 3 orang, sembuh 9 orang, dan meninggal dunia 14 orang. Sumatera Barat total sebanyak 21 kasus, dirawat 5 orang, sembuh 6 orang, meninggal dunia orang. “Yang meninggal 190 (total), yang sembuh 99, sehingga total 323,” kata dia. Syahril menambahkan, penyebab gangguan ginjal akut ada beberapa faktor. Di antaranya, dikarenakan infeksi, dehidrasi, pendaraha, penyakit lain, kongenital, dan keracunan. “Nah keracunan itu bisa karena makanan, minuman dan juga karena obat-obatan,” kata dia. (MI/Aan)