APTRI Sayangkan Langkah Pemerintah Impor 2.000 Ton Gula Putih Kristal Asal Thailand

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 3 April 2023 15:36 WIB
Jakarta, MI- Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menyayangkan langkah pemerintah yang tetap melakukan impor sebanyak 2.000 ton gula kristal putih (GKP) asal Thailand. Ketua Dewan Penasehat DPP APTRI, Abdul Wachid mengungkapkan bahwa harga gula masih stabil menjelang Idul Fitri 1444 tahun 2023. "Di tingkat lelang minggu yang lalu masih Rp 11.750 kg dan di pasaran eceran masih Rp 12.500 kg. Namun di sayangkan para Petani tebu, Mendag tetap keluarkan ijin import, terbukti sekarang ada gula import masuk 2.000 Ton," ungkap Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah (Jateng) itu kepada wartawan, Senin (03/04/2023). Wachid mengungkapkan bahwa pada tanggal 1 April 2023, Pabrik Gula yang ada di Pulau Jawa mulai melakukan pengilingan dan pada bulan Mei mendatang hampir semua Pabrik Gula mulai Panen Raya. Dalam hal ini, Wachid mengutarakan nasib petani tebu dan industri Gula yang kian terpuruk dengan adanya kebijakan pemerintah yang kembali melakukan impor gula sebanyak 2.000 ton. "Sampai hari ini Pemerintah belum keluarkan HPP (Harga Pokok Produksi ) Gula di Tahun 2023 dan Pemerintah sudah keluarkan Harga Gabah Naik Rp10.900 sampai dengan Rp 13.000. Malah sekarang menjelang Panen Raya ada gula impor 2000 Ton," sesal Wachid. "Bagaimana nasib petani tebu dan industri Gula. Gula petani akan di beli siapa? dan harga berapa? Semakin tidak jelas. Mendag jangan asal keluarkan ijin impor tapi lihat gula lokal masih ada dan akan ada, seolah olah Mendag memburu rente dan membunuh Petani tebu dan industri Gula," tandasnya.
Berita Terkait