Jika Gabung Koalisi Besar, Jamiluddin Ritonga: Secara Tidak Langsung PDIP di Bawah Kendali Jokowi

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 6 April 2023 21:05 WIB
Jakarta, MI- Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menilai, jika PDI Perjuangan memutuskan untuk bergabung ke dalam koalisi besar yang digagas Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) sama saja merendahkan dirinya sendiri. Hal itu disampaikan Jamiluddin menanggapi kabar akan merapatnya PDIP dalam rencana pembentukan koalisi besar tersebut. “Kalau PDIP mau bergabung ke Koalisi Besar, mengindikasikan Jokowi berada di atas angin. PDIP secara tidak langsung sudah berada dibawah kendali Jokowi,” jelas dia, Kamis (6/4/2023). Jamiluddin memandang, PDIP setidaknya juga sudah masuk dalam skenario besar Jokowi. Bahkan, kata dia, PDIP sudah masuk perangkap Jokowi melalui politik Koalisi Besar. “Karena itu, untuk menjaga marwah PDIP, Megawati Soekarnoputri sebaiknya tidak bergabung ke Koalisi Besar. PDIP harus percaya diri mampu menang dengan mengusung sendiri pasangan capres,” saran dia. Ia mengingatkan, modal PDIP untuk mengusung pasangan capres dan cawapres sendiri sangatlah besar. Hal itu, tegas dia, ditunjukkan dengan tingginya elektablitas PDIP saat ini. “Modal politik ke arah itu cukup besar. Hal itu ditunjukkan dengan tingginya elektabilitas PDIP. Bahkan elektabilitas PDIP selalu nomor wahid,” jelas dia. Kondisi tersebut, lanjut dia, juga didukung dengan elektablitas tinggi dari kadernya yakni Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah ini, kerap berada dipuncak survei terkait elektablitas. “Kadernya, Ganjar Pranowo, juga selalu nomor satu soal elektabilitas. Karena itu, sosok Ganjar lebih dari cukup untuk mendampingi Puan Maharani dalam Pilpres 2024. Jadi tidak ada alasan PDIP Harus bergabung ke Koalisi Besar sebab peluang menang di 2024 sudah di depan mata,” tandasnya. Sebelumnya, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menyatakan, dirinya setuju dengan wacana koalisi besar yang berisi gabungan antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) untuk menghadapi Pemilu 2024. Terlebih lagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut KIB dan KIR cocok apabila bersatu. “Ya setuju," ujar Puan saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/4/2023). Namun, Puan melempar syarat untuk wacana koalisi besar tersebut. Menurutnya, koalisi besar harus dibentuk dengan cita-cita dan visi misi yang sama untuk Indonesia.
Berita Terkait