Airlangga Dipanggil Kejagung Ketika Golkar Merapat ke Koalisi Perubahan

Akbar Budi Prasetia
Akbar Budi Prasetia
Diperbarui 18 Juli 2023 15:37 WIB
Jakarta, MI - Analis politik Citra Institute, Efriza menyampaikan, pemanggilan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto yang dilakukan Kejaksaan Agung (Kejagung) akan memperkeruh suara di internal partai berlambang pohon beringin di tengah situasi politik yang semakin memanas ini. "Proses pemanggilan Airlangga harus disikapi hati-hati. Ditengarai situasi politisasi akan turut bergulir," jelasnya kepada MonitorIndonesia.com, Selasa (18/7). Efriza menegaskan, proses pemanggilan terhadap Airlangga Hartarto dalam kasus dugaan korupsi penerimaan fasilitas ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ini memang urusan hukum yang sedang ditangani Kejagung. Kendati begitu, di tengah situasi politik yang memanas saat ini, Ketua Umum Partai Golkar tersebut memang perlu berhati-hati. Karena, Efriza, bisa menjadi boomerang bagi Airlangga di tengah desak mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar. "Situasi politik dapat mengkhawatirkan dirinya," terangnya. Sebab, pemanggilan ini dilakukan ketika Partai Golkar sedang melakukan pendekatan dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang diinisiasi Partai Demokrat, Partai NasDem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). "Sebab, terjadi ketika dirinya agresif di Pilpres mencari tiket cawapres, utamanya juga upaya Golkar mendekat kepada KPP," pungkasnya. Golkar Hadiri Apel Siaga Perubahan NasDem Partai Golkar menghadiri acara Apel Siaga Perubahan yang diselenggarakan Partai NasDem di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (16/7). Ketua DPP Partai Golkar, Christina Aryani, mengaku kehadiran Partai Golkar di acara tersebut, sebagai bentuk persahabatan. “Ini adalah bentuk persahabatan kami dengan Partai Nasdem seperti halnya juga dengan partai-partai yang lain,” melalui keterangan tertulisnya kepada wartawan. Dia menambahkan, bahwa persahabatan antar partai politik harus di junjung tinggi, meskipun nantinya Partai NasDem dan Golkar mendukung calon presiden (capres) yang berbeda. “Bagi Partai Golkar silaturahmi dan persahabatan antar partai politik sangat penting sebagai bagian pembelajaran bagi seluruh masyarakat,” ujarnya. “Politik harus dijalankan dengan riang gembira dan tidak saling bermusuhan apalagi menciptakan perpecahan,” pungkasnya. (ABP)     #Airlangga Dipanggil Kejagung #Golkar Merapat ke Koalisi Perubahan