Rangkul Gerindra Masuk Kabinet Jokowi, Siapa yang Terbuka PDIP atau Prabowo?

Akbar Budi Prasetia
Akbar Budi Prasetia
Diperbarui 18 Agustus 2023 23:09 WIB
Jakarta, MI - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menyambangi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) belum lama ini. Pertemuan itu memunculkan narasi bahwa Prabowo merupakan sosok yang terbuka dibandingkan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). PDIP dianggap tertutup dengan partai lain, bahkan menyeleksi partai yang hendak membangun komunikasi politik. Terkait hal ini, pengamat politik dari SMRC, Saidiman Ahmad memberikan pandangannya. Menurutnya, narasi yang menilai PDIP sebagai partai yang tertutup dengan partai lain sangat tidak tepat. Dia mengingatkan ada hal yang sangat fundamental dan mungkin tidak disadari adalah bahwa PDIP merupakan pemenang Pemilu legislatif dan presiden. “Partai inilah yang sebenarnya merangkul Gerindra dan Prabowo masuk ke dalam koalisi pemerintahan padahal mereka sebelumnya berhadapan. PDIP merangkul lawan politik setelah mereka menang pemilu,” ujar Saidiman dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (18/8). Dia menilai, tidak merangkul Gerindra pada Pemilu 2019 pun PDIP akan tetap menjadi pemenang di kontestasi Pilpres. “Merangkul Gerindra dan Prabowo atau tidak, tidak akan membuat posisi PDI Perjuangan sebagai pemenang pemilu menjadi batal,” ucap Saidiman. Dia mengungkapkan, Gerindra yang mendatangi PSI itu hanya untuk mencari dukungan politik, diharapkan partai pimpinan Giring Ganesha bisa merapat ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan mendukung pencapresan Prabowo Subianto. "Itu bukan soal dia terbuka atau tidak, tapi memang seharusnya begitu. Sikap terbuka atau tidak, berjiwa merangkul atau tidak, bukan ditentukan di masa kampanye penggalangan massa," tutur Saidiman. Dia mengatakan sikap Prabowo yang menerima tawaran Jokowi untuk kedalam Kabinet Indonesia Maju itu menandakan bahwa mantan Danjen Kopasus tersebut mengakui keunggulan Jokowi dan partai koalisi PDIP di Pilpres 2019. "Itu bukan sikap legowo. Legowo itu artinya mengakui keunggulan lawan di hari pertama anda terlihat kalah," ucap Saidiman. Dia mengungkapkan alasanya membandingkan Prabowo dengan PDIP. Menurutnya, Prabowo merupakan figur ketua umum partai politik yang memang memiliki kuasa. “Sementara partai yang saya bandingkan dengannya memang merupakan suatu lembaga politik terstruktur. Walaupun partai ini punya ketua umum yang kharismatik, tapi keputusannya berasal dari kehendak kolektif partai," tandas Saidiman. (ABP)       #Rangkul Gerindra Masuk Kabinet Jokowi #Siapa yang Terbuka PDIP atau Prabowo?