Ketua DPC Gerindra Semarang Joko Santoso Terancam Dicopot, Gegara Apa?

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 10 September 2023 01:04 WIB
Jakarta, MI - Ketua DPC Gerindra Semarang, Joko Santoso terancam dicopot dari jabatannya, lantaran diduga melakukan pemukulan kepada kader PDI Perjuangan, Suparjianto. Ia diduga dianiaya terkait pemasangan bendera PDIP. "Sanksi terhadap pelanggaran sumpah jati diri kader Gerindra bisa berupa pencopotan jabatan struktural," tegas Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra, Habiburokhman, Sabtu (9/9). Majelis Kehormatan Partai Gerindra, lanjut dia, akan memanggil Joko untuk dimintai klarifikasi pada Minggu (10/9) sore. Menurut Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini, ada dua level keselahan yang diduga diperbuat oleh Joko. Pertama, ungkap dia, bila benar melakukan pemukulan, maka hal tersebut masuk ranah hukum pidana yang tentunya harus diusut oleh pihak kepolisian. Dan yang kedua, kalau dia tidak melakukan penganiayaan, tetapi dia melakukan intimidasi atau bersikap tidak sopan terhadap kader PDI perjuangan, maka hal tersebut melanggar sumpah jati diri kader Gerindra yang mengharuskan selalu bersikap sopan dan rendah hati. Dengan demikian, Habiburokhman mengingatkan seluruh kader Gerindra bahwa penting mentaati sumpah jati diri kader dan juga arahan dari Ketum Gerindra, Prabowo Subianto. "Agar kader Gerindra selalu menjaga kesejukan, sopan santun serta kedamaian," tutupnya. Bentuk Tim Investigasi Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco menyatakan bahwa pihaknya akan membentuk tim investigasi untuk menelusuri kasus dugaan penganiayaan tersebut. "Khusus untuk kejadian di Kota Semarang, DPP Partai Gerindra hari ini telah membentuk tim investigasi serta hari ini juga berangkat ke Kota Semarang untuk melihat di lapangan apa yang sebenarnya terjadi," katanya, kemarin. Gerindra, ujar Dasco, akan mengecek secara utuh peristiwa yang terjadi di Semarang pada Jumat malam, 8 September 2023 itu. Kader diminta tak terpengaruh dengan hal yang mengurangi semangat juang partai dan memperhatikan arahan pusat. "Kita akan cek dengan cermat mengenai kejadian yang terjadi di Kota Semarang, tetap tunjukkan kerja keras dan kerja cerdas, tetap tunjukkan kedekatan dengan rakyat, tetap bekerja untuk menjemput kemenangan dan tuntaskan perjuangan kita," beber Wakil Ketua DPR RI ini. Dasco mengatakan DPP Partai Gerindra tak ragu-ragu untuk bertindak tegas kepada kader yang melakukan perbuatan tercela. Ia menekankan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah mengingatkan hal tersebut. "Telah disampaikan oleh Pak Prabowo berkali-kali tentang sikap kader dan juga instruksi harian yang kami keluarkan tentang bagaimana kader bersikap, dalam menghadapi dinamika politik yang terjadi pada saat ini sampai dengan pemilu yang akan datang," lanjut Dasco. Prabowo, kata Dasco, sudah berulang-ulang menyatakan bahwa dalam situasi politik seperti saat ini kader Gerindra di mana pun berada harus tetap tenang dan damai. Kader harus bersikap sejuk, tidak mudah terpancing, dan tak terprovokasi melakukan tindakan membabi buta. "Kami imbau pada kader Gerindra dimana pun berada untuk selalu bekerja keras dan dekat kepada rakyat, berbuat nyata kepada rakyat, membuat program-program yang menjangkau masyarakat, tetap lah rendah hati dan mawas diri," kata Dasco. Ia menambahkan kader juga harus bekerja keras menyikapi survei elektabilitas Prabowo. Karena hasil survei saat ini masih bersifat fluktuatif. "Kami ingatkan sekali lagi bahwa hasil survei yang saat ini ada bersifat fluktuatif. Hasil survei yang tinggi harus ditingkatkan, hasil survei yang agak rendah harus dinaikkan, dan survei yang tinggi harus dapat dibuat menjadi kenyataan pada saat pemilu nanti," demikian Dasco. Apa Kata PDIP? Ketua DPC PDIP Hendrar Prihadi menyatakan bahwa kasus dugaan penganiayaan itu terjadi pada Jum'at sekitar pukul 21.45. "Tadi malam hari Jumat jam 21.45 WIB ada kawan kami Pak Suparjianto warga Jalan Cumi-cumi, Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara, yang didatangi Ketua DPC Gerindra," katanya, kemarin. Kemudian tanpa babibu, ungkap dia, Ketua Gerindra yang juga anggota DPRD Kota Semarang itu memukul kader kami. Alasannya karena kader kami memasang bendera di sekitar perkampungan yang di situ tinggal Pak Ketua Gerindra," sambung mantan Wali Kota Semarang ini. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, tambah dia, telah memerintahkan kader PDIP meredam emosi dan menempuh jalur hukum terkait dugaan pemukulan itu. "Maka hari ini kami sebagai Ketua DPC Kota Semarang melaporkan, pertama, kepada Mas Bambang Wuryanto selaku ketua PDIP Jawa Tengah, dan Pak Sekjen Mas Hasto, bagaimana sikap dan langkah terhadap situasi yang berkembang tadi malam," jelas Hendrar. "Dan perintah dari Pak Sekjen pagi hari ini, kami diminta untuk meredam emosi kawan-kawan supaya di Semarang itu tidak terjadi sebuah pertikaian yang keras antara dua partai ini, partai kami dan Partai Gerindra," imbuhnya. (An)