Eks Politikus NasDem Tak Yakin Anies Daftar Capres: Surya Paloh Ingin Selamatkan Diri!

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 21 September 2023 11:39 WIB
Jakarta, MI - Mantan politikus Partai NasDem, Zulfan Lindan tidak yakin calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan didaftarkan ke KPU sebagai calon presiden 2024. Menurutnya, kemungkinan apapun masih bisa terjadi hingga masa pendaftaran ke KPU tiba. Termasuk kata dia sikap PKB, partai yang baru saja bergabung mengusung Anies. Ia menyebut PKB bisa balik badan dari Anies di menit terakhir. “Anies maju capres? Enggak yakin saya, saya paling enggak yakin dari dulu last minute ini bisa berubah apalagi kalau bicara PKB gampang sekali berubahnya," ujar Zulfan dalam diskusi GMPK di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (20/9). Sejak Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dideklarasikan menjadi bakal calon wakil presiden (Bacawapres) dari Koalisi Perubahan, pasangan berakronim AMIN itu menjadi satu-satunya kandidat yang paling memenuhi syarat berdasarkan UU dan PKPU. Meski begitu, menurut Zulfan hal tersebut bukan garansi nama dan foto eks Gubernur DKI Jakarta itu akan ada di kertas suara Pilpres 2024. "Jadi siapa nyangka kita lagi enak-enak tidur, besoknya kita dengar Anies deklarasi dengan Cak Imin. Besok kita tidur lagi, Anies pisah dengan Cak Imin, itu bisa terjadi," katanya. Faktor Anies tidak jadi Capres bukan saja karena sikap PKB yang diragukan. Zulfan juga skeptis dengan Surya Paloh, Ketua Umum Nasdem. Paloh, kata Zulfan diduga punya banyak kasus. Sementara hubungannya dengan Jokowi saat ini tidak begitu baik. “Ini yang ingin menyelamatkan diri siapa bukan Anies, bukan Cak Imin, bukan siapa-siapa, yang ingin menyelamatkan diri itu Surya Paloh," jelasnya. "Dia udah kejepit sama Pak Jokowi. Sekarang mau keluar bagaimana caranya kan bagaimana keluar dari sini, pertama udah ketendang dulu nih Demokrat, masuk PKB jadi juga ini kan," katanya. "Dia (Paloh) selalu ingin menunjukkan muka ke Pak Jokowi, saya ini loyal. Saya ini tidak mau berbeda dengan Jokowi. Saya selalu sama. Karena terlalu banyak kasus. Itu problemnya," imbuhnya. (An)