Tak Ingin Ada Kasus Sambo Jilid 2, DPR Minta Polri Transparan Usut Kasus Tewasnya Walpri Kapolda Kaltara

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 24 September 2023 15:45 WIB
Jakarta, MI - Politikus Partai Demokrat (PD) Agung Budi Santoso, meminta pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) transparan dalam pengusutan kasus tewasnya Brigadir Polisi (Brigpol) Setyo Herlambang (SH) yang merupakan pengawal pribadi (Walpri) Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara), Irjen Daniel Adityajaya. Sebelumnya Kabid Humas Polda Kaltara, Kombes Budi Rachmat mengklaim bahwa Brigpol SH itu tewas karena diduga lalai saat membersihkan senjata api (Senpi)-nya. Aggota Brimob Polda Kaltara itu tewas di kamar rumah dinas ajudan Kapolda, di Tanjung Selor, Bulungan pada Jum'at (22/9) siang. Oleh karena itu Anggota Komisi V DPR RI ini mendesak Polri untuk segera menginvetigasi kematian anggotanya itu, karena disinyalir banyak dugaan-dugaan kejanggalan atas penyebab tewasnya Brgipol Setyo Herlambang itu. "Mendukung Polri, dalam hal ini Polda Kaltara untuk mengusut penyebab kematian Brigadir Pol Setyo Herlambang pengawal pribadi Kapolda Kaltara," kata Santoso kepada Monitorindonesia.com, Minggu (24/9). Atas kejadian ini, dia pun meminta Polri untuk mengingat-ingat kembali kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang diotaki oleh bekas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo. "Jangan sampai kejadian seperti itu terulang kembali sehingga membuat citra polisi di mata masyarakat semakin buruk," ungkapnya. Santoso menekankan, agar proses investigasi kematian Brigpol Setyo Herlambang berjalan terbuka dan tidak boleh ditutup-tutupi. "Peristiwa tewasnya Brigadir Yosua akan menjadi pelajaran di jajaran Polri untuk mengusut tuntas penyebab kematian anggota Polri, tidak boleh ada yang ditutup tutupi. Agar nama Polri tidak negatif di mata publik akibat prilaku beberapa oknum anggota Polri," pungkasnya. (DI)